
Banyak Saham Loyo, IHSG Kemungkinan Ditutup Merah

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah dan ditutup di zona merah pada sesi I, Jumat (28/7/2023).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,29% ke posisi 6.876,62.
Nilai transaksi mencapai Rp4,67 triliun dan volume perdagangan 9,81 miliar saham.
Sebanyak 321 saham turun, 196 saham naik, dan 213 stagnan.
Koreksi IHSG sejalan dengan pergerakan bursa saham global yang juga terkoreksi karena pelaku pasar masih cenderung kecewa dengan pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang masih akan bersikap hawkish.
Pasar masih kecewa karena The Fed masih membuka opsi kenaikan suku bunga jika data ekonomi AS mendukung.
Hal ini berbanding terbalik dengan ekspektasi pasar yang sudah optimis jika tidak akan ada lagi kenaikan setelah pertemuan Juli.
Data ekonomi AS terbaru juga menunjukkan ekonomi AS masih berlari kencang.
AS mengumumkan dua indikator ekonomi, kemarin, yakni perhitungan pertumbuhan ekonomi terbaru serta klaim pengangguran.
Estimasi terbaru AS menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,4% (quarter-to-quarter/qtq) pada April-Juni 2023 atau kuartal II-2023. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 2% ataupun ekspektasi pasar yakni 1,8%.
Pertumbuhan sebesar 2,4% (qtq) juga menunjukkan jika ekonomi AS masih berlari kencang dan jauh dari resesi.
AS juga mengumumkan data klaim pengangguran. Jumlah pekerja AS yang mengajukan klaim pengangguran AS menurun 7.000 menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir pada 22 Juli.
Jumlah tersebut adalah yang terendah dalam lima bulan terakhir dan jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 235.000.
Masih tingginya pertumbuhan ekonomi AS dan menurunnya klaim pengangguran menunjukkan jika ekonomi AS masih panas. Dua faktor ini menjadi sinyal jika inflasi AS bisa sulit turun ke depan.
Akibatnya, harapan pelaku pasar melihat pelonggaran kebijakan The Fed bisa semakin jauh.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada ses I, IHSG turun ke bawah MA 20 (6.923) tetapi masih berada di kisaran support berupa Fibonacci 78,6% (6.880).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI turun ke 40,06.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di bawah garis sinyal dengan kecenderungan semakin melebar.
Di sesi II, IHSG berpeluang ditutup merah dengan menguji support penting terdekat, yakni di area Fibonacci 78,6% (6.880) dan MA 200 (6.840) sebelum menentukan arah selanjutnya. Adapun, area resistance terdekat di level psikologis 6.900 dan 6.972 (Fibonacci 100%).
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(trp/trp) Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat