
IHSG Loyo, 6 Saham Big Cap Ini Jadi Biang Keroknya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Selasa (1/8/2023), meski sentimen pasar pada hari ini cenderung positif.
Per pukul 10:32 WIB, IHSG melemah 0,36% ke posisi 6.906,26. Meski terkoreksi, tetapi IHSG masih bertahan di level psikologis 6.900.
Beberapa sektor menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini, yakni sektor kesehatan sebesar 3,85%, sektor properti sebesar 1,28%, sektor konsumer non-primer sebesar 1,24%, dan sektor industri sebesar 0,93%.
Beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Mandiri | BMRI | -7,23 | 5.650 | -1,31% |
Bayan Resources | BYAN | -5,54 | 19.525 | -1,64% |
Kalbe Farma | KLBF | -4,77 | 1.805 | -5,74% |
Indofood Sukses Makmur | INDF | -2,55 | 7.050 | -3,75% |
Semen Indonesia | SMGR | -2,14 | 6.725 | -3,58% |
Indofood CBP Sukses Makmur | ICBP | -1,52 | 10.975 | -2,01% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini yakni mencapai 7,2 indeks poin.
Selain saham BMRI, saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) juga menjadi pemberat indeks yakni sebesar 5,5 indeks poin.
Sementara itu, dua saham Grup Indofood juga menjadi pemberat IHSG, yakni saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar 2,6 indeks poin dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar 1,5 indeks poin.
IHSG terkoreksi setelah selama dua hari beruntun mengalami penguatan. Sejatinya, IHSG sudah menguat sejak perdagangan 20 Juli lalu. Namun pada perdagangan Kamis pekan lalu, IHSG terpantau ditutup menguat. Jika saja perdagangan Kamis pekan lalu ditutup menguat, maka IHSG mencatatkan penguatan selama delapan hari beruntun.
Koreksi IHSG dinilai wajar, karena sudah beberapa hari terakhir indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menghijau, sehingga investor kembali merealisasikan keuntungannya.
Di lain sisi, IHSG terkoreksi di tengah resmi berlakunya aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan jelang perilisan data inflasi periode Juli 2023.
Seperti diketahui, pemerintah merilis aturan baru terkait DHE SDA melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari kegiatan pengusahaan, pengelolaan, dan/atau pengolahan sumber daya alam.
Terdapat beberapa perubahan dalam aturan baru mengenai DHE sumber daya alam (SDA) ke dalam bank di dalam negeri.
Di antara perubahan tersebut adalah eksportir wajib menyimpan minimal 30% dari DHE dalam sistem keuangan Indonesia selama jangka waktu tertentu.
Aturan DHE SDA mencakup sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan.
Batas DHE yang akan dikenai kewajiban adalah US$ 250.000 per dokumen atau Rp 3,76 miliar. Dengan demikian, industri mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang melakukan ekspor tidak akan dikenai kewajiban ini.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi periode Juli 2023 pada hari ini. Inflasi Indonesia diperkirakan akan meningkat tajam pada Juli tahun ini sesuai pola musiman dan kenaikan harga pangan.
Konsensus pasar yang dihimpun ²©²ÊÍøÕ¾ dari 11 institusi memperkirakan inflasi Juli 2023 akan menembus 0,21% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Inflasi bulanan pada Mei tercatat 0,14%.
Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year-on-year/yoy) akan menembus 3,08% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,50%.
Secara tahunan, inflasi menembus 3,52% sementara inflasi inti tercatat 2,58% pada Juni.
Inflasi tahunan akan melandai pada bulan ini karena semakin berkurangnya dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September tahun lalu.
Secara bulanan, inflasi akan meningkat karena pola musiman yakni biaya pendidikan untuk musim ajaran baru. Kenaikan sejumlah harga pangan juga membuat inflasi Juli menanjak.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd) Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban
