²©²ÊÍøÕ¾

Analisis Teknikal

Mampukah IHSG Bertahan di Atas Level 6.900 Hari Ini?

Tri Putra, ²©²ÊÍøÕ¾
15 August 2023 08:22
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound dan kembali ke atas level psikologis 6.900 pada perdagangan Senin (14/8/2023).

IHSG ditutup naik 0,44% ke posisi 6.910,17. IHSG akhirnya berhasil kembali menyentuh level psikologis 6.900.

Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penopang terbesar IHSG pada Senin, yakni mencapai 1,81%.

Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan Senin. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan Senin.

Saham emiten petrokimia dan energi milik Prajogo Pangestu yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjadi penopang terbesar IHSG pada Senin, yakni mencapai 3,8 indeks poin.

Selain itu, dua saham bank raksasa juga menjadi penopang IHSG Senin. Adapun dua saham bank raksasa tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 2,4 indeks poin dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 1,9 indeks poin.

IHSG sempat terbebani hingga terkoreksi di sesi I Senin. Namun setelah sesi II, IHSG berhasilrebounddan akhirnya ditutup di zona hijau dan kembali ke level psikologis 6.900.

IHSG sempat terbebani oleh sentimen dari inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali naik, meski kenaikannya masih berada di bawah ekspektasi pasar.

Inflasiditingkat konsumen (consumer price index/CPI) AS pada bulan lalu mencapai 3,2% (year-on-year/yoy), meningkat dibandingkan 3,0% pada Juni lalu yang sebesar 3%. Meskipun demikian, laju inflasi di bawah ekspektasi sebesar 3,3% (yoy).

Kenaikan inflasi tersebut menjadi yang pertama kali dalam setahun terakhir, setelah dalam 12 bulan berturut-turut mencatatkan penurunan CPI.

Inflasi AS sempat menyentuh 9,1% (yoy) pada Juni 2022, tertinggi dalam 40 tahun terakhir akibat melonjaknya harga komoditas global, tertutama di sektor energi, yang dipicu perang Rusia-Ukraina.

Adapun, inflasi inti, yang tak mencakup harga bergejolak tercatat sebesar 4,7% (yoy) pada Juli 2023, turun tipis dari dari bulan sebelumnya dan ekspektasi ekonom sebesar 4,8%% (yoy).

Sementara itu, secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam pada Juli 2023 tercatat sebesar 0,2%, tak berubah dari bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar.

Tak hanya CPI yang mengalami kenaikan, inflasi produsen (producer price index/PPI) Negeri Paman Sam juga mengalami kenaikan. PPI AS pada Juli 2023 meningkat ke 0,8% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,2% (yoy) dan ekspektasi pasar yang memperkirakan tumbuh 0,7% (yoy).

Kenaikan inflasi yang kembali terjadi setelah selama setahun mengalami penurunan membuat pasar berekspektasi bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih akan mempertahankan sikaphawkish-nya pada tahun ini.

Hari ini, BadanPusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data neraca perdagangan Juli 2023 pada Selasa (15/8/2023).

Surplus perdagangan diperkirakan akan mengecil pada Juli sejalan dengan pelemahan ekonomi di mitra dagang utama, seperti China dan Amerika Serikat (AS).

Sebagai catatan, surplus neraca perdagangan pada Juni 2023 tercatat US$ 3.45 miliar.

Nilai ekspor Indonesia periode Juni 2023 mencapai US$20,61 miliar atau turun 5,08% dibanding ekspor Mei 2023. Kemudian jika dibanding dengan periode Juni 2022 nilai ekspor turun sebesar 21,18%.

Nilai impor Indonesia periode Juni 2023 mencapai US$17,15 miliar, turun 19,40% dibandingkan Mei 2023 atau turun 18,35% dibandingkan Juni 2022.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Refinitiv
Teknikal IHSG

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Senin, IHSG memantul dari support kunci, yakni garis MA 200 (6.833) dan kembali ke atas area resistance penting 6.880 (Fibonacci 78,6%) serta level psikologis 6.900.

IHSG masih berada di pola rectangle yang menunjukkan fase konsolidasi dan menunggu katalis lanjutan.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 58,41.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD di bawah garis sinyal usai membentuk death cross pada 2 Agustus 2023.

Hari ini, IHSG berpeluang menguji resistance terdekat di 6.925 sebelum menentukan arah selanjutnya.

Adapun, support terdekat di level psikologis 6.900 dan 6.880 (Fibonacci 78,6%).

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/fsd) Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular