
6 Saham Ini Jadi Juru Selamat IHSG

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis pada perdagangan Senin (21/8/2023), di tengah sikap investor yang cenderung wait and see menanti rilis data ekonomi dan agenda penting di global dan dalam negeri pada pekan ini.
IHSG ditutup naik tipis 0,09% ke posisi 6.866,03. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.800 pada perdagangan hari ini.
Secara sektoral, sektor energi dan infrastruktur menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini. Sektor energi menopang IHSG sebesar 3,03%, sedangkan sektor infrastruktur sebesar 1,39%.
Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bayan Resources | BYAN | 13,22 | 18.575 | 4,35% |
Bank Mandiri | BMRI | 4,85 | 5.825 | 0,87% |
Sumber Alfaria Trijaya | AMRT | 4,44 | 2.990 | 3,10% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2,70 | 2.620 | 3,15% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 2,68 | 3.270 | 2,83% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 1,45 | 9.125 | 0,83% |
Sumber: Refinitiv
Saham raksasa batu bara berkapitalisasi pasar terbesar ketiga di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 13,2 indeks poin.
IHSG kembali menguat, meski tipis-tipis setelah pada akhir pekan lalu ditutup di zona merah. Namun sejatinya, pelaku pasar di dalam negeri cenderung wait and see menanti rilis data ekonomi dan agenda penting di dalam negeri.
Pada Selasa besok, Bank Indonesia (BI) akan merilis laporan neraca pembayaran triwulan II 2023. Selain itu, akan dirilis pula data transaksi berjalan RI yang diproyeksikan akan mencatatkan surplus US$ 1,5 miliar, lebih kecil dibandingkan US$ 3 miliar pada periode sebelumnya.
Pada Kamis pekan ini, akan ada dua data penting, yakni indeks harga properti dan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, termasuk suku bunga acuan.
Ekonom yang disurvei Reuters meramal, BI akan tetap kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% pada rapat mendatang.
Sedangkan dari eksternal, pelaku pasar di dalam negeri dan global menanti Simposium Ekonomi Jackson Hole di Wyoming selama tiga hari, yang diselenggarakan setiap tahun oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) wilayah Kansas City sejak 1981.
Ketua The Fed, Jerome Powell akan menyampaikan pidato tentang prospek ekonomi pada Jumat pekan ini di Simposium Jackson Hole.
Powell akan memberikan pandangan terbarunya tentang apakah diperlukan lebih banyak pengetatan kebijakan untuk menurunkan inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat, atau mulai mempertimbangkan untuk mempertahankan suku bunga.
Pidato Powell akan dinanti-nanti karena secara historis memiliki efek kejut yang besar untuk pasar global.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd) Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat
