
Saham BMRI Sentuh Rekor Tertinggi Baru Hari Ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar keempat di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau melonjak dan kembali mencetak rekor tertinggi barunya pasca pemecahan saham pada perdagangan sesi I Rabu (30/8/2023).
Pada pukul 10:00 WIB, saham BMRI mencapai Rp 6.100/unit atau level tertinggi (all time high/ATH) baru pasca-pemecahan saham atau stock split. Adapun level ATH pasca stock split terakhir BMRI dicetak pada Senin lalu di harga Rp 6.000/unit.
Saham BMRI sudah diperdagangkan sebanyak 8.508 kali dengan volume transaksi mencapai 42,98 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 259,44 miliar. Seiring dengan kenaikan saham, kapitalisasi pasar BMRI saat ini mencapai Rp 564,67 triliun.
Hingga pukul 14:11 WIB saham BMRI diperdagangkan pada level Rp 6.050, naik 1,3% dibandingkan dengan harga pembukaan. Di order offer atau jual, harga Rp 6.150/unit menjadi antrean jual paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 28.391 lot.
Sedangkan di order bid atau beli, pada harga Rp 5.925 menjadi antrean beli terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 25.357 lot.
Investor asing tercatat kembali memburu saham BMRI. Pada Selasa kemarin, asing tercatat memburu BMRI sebanyak Rp 22 miliar. Dalam sepekan terakhir saja, asing sudah mengoleksi BMRI hingga Rp 125,2 miliar.
Dari sisi kinerja keuangannya pada semester pertama 2023, laba konsolidasi BMRI naik 24,74% menjadi Rp 25,23 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 20,2 triliun.
Mengutip laporan keuangannya, laba bank only pada paruh pertama tahun ini tercatat naik menjadi Rp 23 triliun, dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp 18,53 triliun.
Capaian laba tersebut didorong oleh pendapatan bunga dan syariah konsolidasi BMRI yang mencapai Rp 64,19 triliun per 30 Juni 2023, tumbuh dari sebelumnya yang sebesar Rp 52,93 miliar per 30 Juni 2022.
Selain itu, beban BMRI juga turun dari Rp 15,48 triliun menjadi Rp13,83 triliun. Penurunan beban tersebut seiring kenaikan komisi menjadi Rp 9,42 triliun dari sebelumnya Rp8,33 triliun.
Selanjutnya, peningkatan pendapatan lainnya juga naik dari Rp 5,51 triliun menjadi Rp 7,3 triliun. Ditambah, penyaluran kredit BMRI tercatat mengalami kenaikan dari Rp 1.172,59 triliun menjadi Rp 1.238,80 triliun secara konsolidasi. Sedangkan kredit BMRI bank only tercatat tumbuh dari Rp 932,63 triliun menjadi Rp 984,68 triliun.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), BMRI mencatat penurunan. Diantaranya, giro menurun dari Rp 541,8 triliun menjadi Rp 497,62 triliun tabungan turun tipis dari Rp 552,75 triliun menjadi Rp 552,43 triliun. Sedangkan deposito turun dari Rp 396,29 triliun menjadi Rp 380,06 triliun.
Adapun aset BMRI mencapai Rp 1.963,98 triliun, naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1.992,54 triliun.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd) Next Article Saham BMRI Ngegas, Siap Tembus All Time High?