
Pasar Pede The Fed Tahan Suku Bunga, Wall Street Dibuka Hijau

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bursa wall street dibuka kompak menguat nampaknya karena ekspektasi bank sentral AS bakal menahan suku bunga pekan depan, kendati sejumlah rilis data malam ini tak sesuai ekspektasi.
Pada awal perdagangan Kamis (14/9/2023), indeks Dow Jones (DJI) dibuka menguat 0,53% ke posisi 34.758,07, kemudian indeks S&P 500 (SPX) melonjak 0,50% menuju 4489,67, serta indeks NASDAQ (IXI) naik 0,44% menjadi 13.870,36.
Pembukaan wall street yang menguat hari ini terutama untuk NASDAQ dan S&P 500 melanjutkan pergerakan kemarin yang ditutup dalam zona hijau. Sementara DJI berhasil menguat setelah kemarin terjerembab di zona merah.
Bursa AS yang menghijau merupakan respon pasar yang menilai kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) bakal menahan suku bunga.pada pertemuan pekan depan.
Salah satu alasannya adalah inflasi inti AS (Core CPI) yang rilis kemarin untuk periode Agustus 2023 sudah sesuai ekspektasi. Tak hanya itu, Core PPI untuk periode yang sama rilis malam ini hasilnya sesuai ekspektasi tumbuh 2,2% secara tahunan (year-on-year/yoy)
Inflasi inti menjadi satu pertimbangan paling penting bagi the Fed karena merupakan ukuran yang paling murni dibandingkan inflasi secara umum.
Selain itu, proyeksi AS mengalami resesi juga sudah semakin turun, bahkan beberapa pengamat mempertimbangkan kondisi AS bisa menghindari resesi di tengah era suku bunga tinggi.
Melansir dari poling Reuters menunjukkan peluang resesi AS pada 2023 semakin melandai. AS diperkirakan hanya akan menghadapi mild recession. Menurut Reuters, peluang AS terjadi resesi 2023 yang diukur pada Oktober tahun lalu berada di angka 70%, tetapi pada Agustus tahun ini proyeksi nya hanya 40%.
Dengan alasan kondisi resesi yang bisa ditekan tidak terlalu serta inflasi inti yang melandai sesuai ekspektasi, maka pasar menilai the Fed sudah memungkinkan untuk mulai menahan suku bunga pada pertemuan pekan depan.
Hal ini juga semakin didukung dengan perhitungan peluang the Fed menahan suku bunga mencapai 97%, menurut CME Fedwatch Tool.
Kendati demikian, dinamika pasar juga masih potensi bergerak volatile mengingat sejumlah data AS yang rilis malam ini tak begitu sesuai ekspektasi.
Data klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir 9 September 2023 naik ke 220.000 dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 217.000. Nilai tersebut masih berada di bawah ekspektasi pasar yang proyeksi bisa naik ke 225.000.
Kemudian ada data penjualan ritel AS untuk periode Agustus 2023 tumbuh 0,6% secara bulanan (Month over Month/MoM) dibandingkan sebelumnya sebesar 0,5% MoM. Sayangnya, pertumbuhan penjualan ritel yang lebih tinggi secara bulanan tak terlalu tercermin dalam basis tahunan (year-on-year/yoy) yang malah turun jadi 2,5% yoy dibandingkan sebelumnya 2,6% yoy.
Sementara itu pada malam ini juga rilis data inflasi untuk produsen atau producer price index (PPI) periode Agustus 2023 yang hasilnya tumbuh 1,2% yoy, lebih panas dibandingkan konsensus sebesar 1,2% dan bulan sebelumnya sebesar 0,8%.
Bursa saham AS juga diwarnai keputusan bank sentral Eropa (ECB) yang menaikkan suku bunga lagi untuk yang kesepuluh kalinya dalam tahun ini. ECB menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
[email protected]Ìý
(tsn/tsn) Next Article The Fed Masih Akan Hawkish, Wall Street Dibuka Merana Lagi