²©²ÊÍøÕ¾

Warga RI Masih Ogah Punya Asuransi, OJK Bakal Lakukan Ini

Mentari Puspadini, ²©²ÊÍøÕ¾
19 September 2023 13:20
Asuransi Terbaik dan Terkuat Indonesia 2023
Foto: Infografis/ Asuransi Terbaik dan Terkuat Indonesia 2023 / Aristya Rahadian

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perkembangan industri asuransi masih harus melalui jalan yang terjal. Pasalnya, industri ini masih berusaha bangkit setelah menghadapi berbagai persoalan dari mulai permodalan hingga Sumber Daya Manusianya (SDM).

Setidaknya hal ini yang disampaikan Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara saat membuka IFG International Conference 2023 pada Selasa, (19/9/2023).

Menurut data OJK, literasi terkait asuransi tercatat lebih tinggi dari inklusinya. Literasi asuransi tercatat sebesar 31%, sementara inklusinya masih 16%. Bahkan untuk dana pensiun (dapen) inklusinya lebih rendah yaitu 5,4%.

Sementara itu, penetrasi asuransi di Indonesia disebut hanya sekitar 2,3% saja dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Angka ini jauh lebih kecil dari pada Singapura yang mencatatkan penetrasi asuransi 12%. Padahal, negara maju menunjukkan penetrasi asuransi yang tinggi.

"Berarti masih ada potensi besar yang dapat digali. Jadi PR-nya bagaimana bisa luncurkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan buat kebijakan yang mendukung regulasi," ungkap Mirza.

Menurut Mirza, salah satu faktor banyaknya kasus yang terjadi di industri asuransi disebabkan rendahnya perlindungan konsumen. Dengan ini, OJK mendorong beberapa inisiatif untuk mengembangkan SDM asuransinya, diantaranya, sertifikasi, training internal.

"Perusahaan harus alokasikan sekian persen dari budget SDM untuk dipusatkan ke pelatihan. Karena sebelumnya kalau ditanya kenapa ga lakukan pelatihan? Jawabnya karena tidak diatur. Kalau diatur ngapain juga buat pelatihan? Kok aneh juga ya ngapain diatur untuk didik karyawannya sendiri," tandasnya.

selanjutnya, OJK juga mendorong kompetensi SDM asuransi dengan mewajibkan hadirnya aktuaris dan investment analyst. Selain itu, OJK juga mengintegrasikan data transaksi investasi di asuransi dengan pasar modal sehingga pengawasannya bisa diperketat.

Mirza pun berkomitmen untuk menuntaskan program prioritas OJK 5 tahun ke depan, dimana OJK harus membereskan perusahaan yang saat ini belum sehat.

Sejalan dengan ini, Vice President director IFG Heru Koesmahargyo mengatakan bahwa pihaknya melihat industri asuransi masih memiliki banyak potensi, termasuk di sektor digital dan syariah.

"Potensi asuransi yang bertumpu pada syariah. Asalnya Indonesia adalah negara muslim terbesar di Indonesia," kata Heru dalam kesempatan yang sama.


(fsd/fsd) Next Article Duh! Inklusi Asuransi RI Cuma 16,63%, Ini Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular