²©²ÊÍøÕ¾

Data Ekonomi Membaik, Wall Street Akhirnya Dibuka Naik

Aulia Mutiara, ²©²ÊÍøÕ¾
27 September 2023 20:55
Ilustrasi Wall Street. (AP/Richard Drew)
Foto: (AP/Richard Drew)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Tiga indeks utama Wall Street dibuka menghijau pada perdagangan Rabu (27/9/2023) waktu New York meskipun tekanan The Fed masih jadi 'momok' mengerikan bagi saham-saham di bursa Amerika Serikat (AS) belakangan ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka naik 0,17% ke posisi 33.676,42. Sementara S&P 500 dibuka menguat 0,32% ke posisi 4.287,01 dan Nasdaq mengawali perdagangan dengan apresiasi 0,42% ke posisi 13.118,45

Kenaikan suku bunga baru-baru ini memberikan tekanan pada saham-saham di tengah kekhawatiran bahwa The Fed akan mempertahankan kebijakan moneternya lebih ketat lebih lama dari perkiraan.

Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan turun, mundur dari level tertingginya sejak tahun 2007. Imbal hasil Treasury 2-tahun juga turun dari level tertinggi beberapa tahun baru-baru ini.

Departemen Perdagangan melaporkan pada Rabu pagi bahwa pesanan barang tahan lama naik 0,2% pada bulan Agustus. Angka tersebut melampaui perkiraan Dow Jones yang turun 0,5%.

Pada perdagangan Selasa (26/9/2023), S&P 500 turun di bawah angka penting 4.300 untuk pertama kalinya sejak Juni. Dow juga mencatat kerugian satu hari terbesar sejak Maret, turun lebih dari 300 poin hingga ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak Mei. Kerugian ini terjadi setelah data penjualan rumah baru dan kepercayaan konsumen meleset dari perkiraan para ekonom.

"Konsumen masih khawatir terhadap inflasi dan dampak biaya pinjaman yang lebih tinggi. Hal ini juga membebani aktivitas pasar perumahan karena suku bunga hipotek semakin tinggi," kata ahli strategi investasi senior U.S. Bank Asset Management Rob Haworth yang dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.

"Namun, masih tingginya akumulasi saldo tabungan konsumen, pasar tenaga kerja yang kuat, dan pertumbuhan upah yang solid memberikan beberapa dukungan menjelang kuartal keempat tahun ini" tambahnya.

Pasar saat ini sedang menjalani "bulan September yang lemah secara musiman," kata kepala investasi Blanke Schein Wealth Management, Robert Schein. Memang benar, S&P 500 turun 5,2% di bulan September, sedangkan Dow turun 3,2%. Nasdaq adalah yang paling lambat di antara ketiganya, kehilangan hampir 7% bulan ini.

Schein memperkirakan volatilitas akan berlanjut hingga Oktober, sebelum terjadi pergeseran. Musim laporan laba dimulai pada pertengahan Oktober dan jika hasil laporan laba lebih baik dari yang dikhawatirkan, hal tersebut mungkin menjadi katalis yang diperlukan untuk mengakhiri koreksi pasar ini.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum) Next Article Jelang Rilis Inflasi & iPhone Baru, Wall Street Dibuka Hijau!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular