²©²ÊÍøÕ¾

Market Commentary

6 Saham yang Bikin IHSG Terbang 1,41%, Salah Satunya GOTO

Chandra Dwi, ²©²ÊÍøÕ¾
02 November 2023 09:43
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berhasil bangkit pada perdagangan sesi I Kamis (2/11/2023), di mana investor sepertinya menyambut positif dari keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).

Per pukul 09:25 WIB, IHSG melonjak 1,41% ke posisi 6.736,13. IHSG pun kembali menyentuh level psikologis 6.700.

Secara sektoral, sektor properti menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 2,36%. Selain sektor properti, ada sektor lainnya seperti sektor teknologi sebesar 2,07%, sektor bahan baku sebesar 1,43%, dan sektor energi sebesar 1,1%.

Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG. Berikut saham-saham yang menopang IHSG di awal sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Rakyat Indonesia (Persero)BBRI12,994.9803,11%
Bank Central AsiaBBCA12,088.7501,74%
Bank Mandiri (Persero)BMRI11,485.8002,65%
GoTo Gojek TokopediaGOTO8,41678,06%
Telkom Indonesia (Persero)TLKM5,863.6701,38%
Astra InternationalASII4,535.8751,29%

Sumber: Refinitiv & RTI

Tiga saham perbankan raksasa yang sebelumnya menjadi laggard IHSG, pada sesi I hari ini berhasil menjadi movers IHSG, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 13 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 12,1 indeks poin, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 11,5 indeks poin.

IHSG berhasil bangkit setelah kemarin ambles lebih dari 1%. IHSG juga mengikuti pergerakan pasar saham global yang secara mayoritas bergairah. Di Asia-Pasifik, indeks KOSPI Korea Selatan memimpin penguatan yakni melejit 1,7%.

Cerahnya pasar saham global terjadi setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya.

Sesuai ekspektasi pasar, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Suku bunga yang ditahan diharapkan bisa membuat dolar AS melemah serta imbal hasil (yield) US Treasury melandai.

Dalam pernyataan resminya, The Fed mengatakan jika indikator terbaru menunjukkan aktivitas ekonomi AS masih kuat pada kuartal III-2023, tetapi data tenaga kerja sudah bergerak moderat. Tingkat pengangguran juga masih rendah dan inflasi masih tinggi.

"Komite tetap menetapkan target inflasi di kisaran 2%. Dalam menetapkan kebijakan moneter, komite akan mempertimbangkan dampak kumulatif dari pengetatan moneter, dampak ekonomi, dan perkembangan sektor keuangan," tulis The Fed dalam keterangan resminya.

Chairman The Fed, Jerome Powell pada saat konferensi pers usai rapat FOMC menjelaskan jika upaya untuk membawa inflasi kembali ke kisaran 2% masih jauh.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd) Next Article Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular