²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten perdagangan ritel pakaian, sepatu, aksesoris, tas dan peralatan olah raga PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) terpantau ambles pada perdagangan sesi I Senin (6/11/2023), di mana aksi boikot terhadap beberapa produk MAPI turut mempengaruhi pergerakan saham MAPI.

Per pukul 10:15 WIB, saham MAPI ambles 1,2% ke posisi Rp 1.650/saham. Saham MAPI pada perdagangan sesi I hari ini diperdagangkan di kisaran Rp 1.615 - Rp 1.705 per saham.

Baca: IHSG Menguat, Asing Berburu Saham Bank

Dalam sepekan terakhir, saham MAPI terpantau ambles 5,98%. Sedangkan dalam sebulan terakhir saham MAPI juga ambruk 15,82%, atau semenjak munculnya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober lalu.

Saham MAPI sudah ditransaksikan sebanyak 2.626 kali dengan volume sebesar 11,31 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 18,56 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 27,39 triliun.

Hingga pukul 10:15 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 1.605/saham, menjadi antrian beli terbanyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 4.127 lot atau sekitar Rp 662 juta.

Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 1.670/saham, menjadi antrian jual terbanyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 1.425 lot atau sekitar Rp 238 juta.

Aksi boikot terhadap brand Starbucks sepertinya berpengaruh terhadap pergerakan saham MAPI. Adapun brand Starbucks di Indonesia sendiri kini dikelola langsung oleh PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB).

MAPB baru dibentuk Juni 2016 lalu untuk mengkonsolidasi empat anak usaha MAPI sebelumnya yaitu PT Sari Coffee Indonesia (pengelola Starbucks Indonesia), PT Sari Pizza Indonesia (pengelola Pizza Marzano dan Pizza Express), PT Sari IceCream Indonesia (pengelola Cold Stone dan Godiva) dan PT Premier Doughnut Indonesia (pengelola Krispy Creme).

Konsolidasi ini dilakukan untuk melakukan restrukturisasi bisnis MAPI, mengingat merek yang berada di bawah payung empat anak usaha tersebut cukup berhasil di Indonesia terutama Starbucks dan tercermin dari kontribusi segmen ini yang terus meningkat terhadap pendapatan keseluruhan MAPI.

Di lain sisi, Starbucks benar-benar kena imbas perang Israel dan Palestina. Brand kopi terbesar di dunia asal Amerika Serikat (AS) ini disebut-sebut mendukung Israel.

Selain saham Starbucks anjlok di AS, sejumlah outlet Starbucks kini sepi pengunjung di dua titik ibu kota dan kota penyangga.

Namun, pihak Starbucks Indonesia menyatakan tidak mengikuti langkah Starbucks di AS dan juga telah mengutuk tindakan teror.

"Starbucks kembali menyampaikan simpati terdalam kami kepada mereka yang terbunuh, terluka, terlantar, dan terkena dampak dari aksi teror yang keji dan tidak dapat diterima, meningkatnya kekerasan, dan kebencian terhadap orang-orang tak berdosa di Israel dan Gaza" bunyi pernyataan resmi Starbucks dalam pernyataan 11 Oktober 2023.

"Sebagai penegasan, kami dengan tegas mengutuk tindakan terorisme, kebencian, dan kekerasan ini, dan tidak setuju dengan pernyataan dan pandangan yang diungkapkan oleh Workers United dan para anggotanya," papar manajemen Starbucks.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd) Next Article Pendapatan Naik, tapi Laba MAPI Turun 5,2% yoy