
Pelindo Bangun Kawasan Ekonomi Khusus, Ini Lokasinya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perusahaan BUMN, PT Pelindo (Persero) mengembangkan kawasan industri terpadu di berbagai daerah. Salah satunya Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur.
Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono di mengatakan, perseroan saat ini sedang fokus menyelesaikan berbagai masalah konektivitas antara kawasan industri dengan pelabuhan seperti delays trucking, keterbatasan moda transportasi, waktu tempuh yang tinggi, dan keterbatasan infrastruktur jalan.
"JIIPE merupakan bagian dari strategi PT Pelindo mengembangkan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (13/11).
Seperti diketahui, Kawasan Ekonomi Khusus Gresik sendiri merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), dimana terdapat dua entitas di dalamnya yaitu PT BKMS selaku pengembang dan pengelola kawasan industri (Badan Usaha Pembangunan dan Pengelola) yang merupakan usaha patungan antara PT Pelindo (Persero) dengan PT AKR Corporindo Tbk.
Komposisi perseroan dengan komposisi kepemilikan sebesar 40% dan 60%, sementara PT BMS sebagai pengelola kawasan pelabuhan (Badan Usaha Pelabuhan) dengan komposisi 60% dan 40%.
Sebelum 1 Oktober 2021 ketika empat perusahaan pengelola pelabuhan merger menjadi PT Pelindo (Persero), dua perusahaan tersebut merupakan afiliasi dari PT Pelindo 3 sedangkan untuk kawasan residensial di kembangkan dan dikelola langsung oleh PT AKR Surabaya Land Corporindo.
Kawasan dengan luas total 3.000 hektare ini, terdiri dari pengembangan kawasan industri seluas 1.761 hektare dan pelabuhan seluas 406 hektare dimana kedua area tersebut merupakan Kawasan Ekonomi Khusus dengan didukung kawasan residensial seluas 800 hektare.
Dengan berbagai kluster yaitu metal, electronic, chemical, energy, support dan logistic yang berorientasi ekspor, kawasan yang terintegrasi dengan pelabuhan laut dalam memiliki fasilitas dermaga multipurpose seluas 500X50 meter, dengan panjang dermaga 1.000m dan didukung kedalaman laut hingga -14 LWS, pelabuhan JIIPE memiliki kemampuan untuk menampung kapal hingga 100ribu DWT.
Kawasan JIIPE tidak hanya terintegrasi dengan pelabuhan, tapi juga adanya akses tol, yaitu tol Surabaya-Manyar dan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) yang saat ini dalam tahap penyelesaian ruas Bunder-Manyar yang nantinya ruas Tol KLBM akan terintegrasi dengan Tol Trans Jawa dan memiliki akses langsung dari kawasan. "Jarak JIIPE ke pintu tol Surabaya-Manyar hanya tiga kilometer yang terhubung dengan jalan provinsi yang dikenal dengan jalan Daendels," kata
Sementara, Direktur HR dan Logistik PT BKMS Agung P. Guritno mengatakan, pemerintah Kabupaten dan Provinsi telah menyelesaikan sebagian pelebaran jalan provinsi yang merupakan salah satu akses menuju JIIPE. Nantinya, proyek sepanjang 9,39 kilometer ini akan memiliki akses pintu tol langsung dari JIIPE.
"Tinggal akses tol Bunder-Manyar yang masih dalam tahap penyelesaian," ungkapnya.
Tak hanya akses jalan dan berbagai infrastruktur seperti air, jaringan gas, dan listrik yang sudah dan sedang dibangun di JIIPE. Pemerintah pun memberikan berbagai fasilitas perpajakan dan perijinan satu atap melalui administrator KEK.
Sejak ditetapkan sebagai KEK, kata Agung, investasi yang masuk ke JIIPE sudah mencapai sekitar Rp 52 triliun dan akan terus mengalami peningkatan seiring dengan pengembangan kawasan. "Pemerintah menargetkan kami investasi asing (Foreign Direct Investment) sebesar US$ 16 miliar atau sekitar Rp 250 triliun," tuturnya.
Agung optimistik target tersebut akan terpenuhi karena berbagai fasilitas yang diberikan pemerintah dan kawasan industri, terutama konektivitas antarwilayah di sekitar Gresik dan dengan pelabuhan.
Pencapaian target diawali dengan masuknya fasilitas pengolahan hasil tambang atau dikenal dengan istilah Smelter yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia merupakan salah satu industri unggulan di JIIPE. Sebagai bagian dari program hilirisasi industri pemerintah, Freeport menjadi anchor tenant JIIPE dengan lahan seluas 100 hektare.
Sampai akhir Agustus 2023, manajemen PT Freeport Indonesia menyampaikan kepada media bahwa pembangunan pabrik tersebut sudah mencapai 76%. Freeport bergegas mengejar permintaan Presiden Joko Widodo agar pabrik ini sudah beroperasi pada Mei 2024.
Pabrik smelter Freeport yang dibangun dengan investasi US$3 miliar merupakan salah satu dari 21 perusahaan yang telah bergabung di JIIPE. Semenjak JIIPE dikukuhkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, lima tenan besar telah bergabung dan diharapkan dapat memacu minat para investor asing selanjutnya untuk berinvestasi di KEK Gresik.
(rob/ayh) Next Article Turunkan Biaya Logistik, Pelindo Bikin Ini di Kuala Tanjung