IHSG Sideways, Tanpa Emiten Baru IPO Bisa Makin Parah
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sejak awal tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditopang oleh gerak beberapa saham IPO (Initial Public Offering) yang naik signifikan, akan tetapi gerak IHSG masih dalam tren sideways. Tanpa sejumlah saham IPO tersebut gerak iHSG potensi bisa lebih buruk.
Jumlah saham IPO pada 2023 berhasil mencetak rekor sepanjang sejarah, hingga pertengahan November sudah ada 77 emiten melantai perdana di bursa dan masih tersisa dua emiten bakal rilis pada akhir bulan.
Dari jumlah tersebut terpantau ada tiga saham yang berhasil naik fantastis sehingga menyumbang indeks poin ke IHSG cukup besar. Pertama, sejak awal tahun 2023 ada saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang menyumbang indeks poin 175,14 pada IHSG, padahal baru IPO sebulanan tetapi harga sahamnya melonjak hingga 576,5%.
Pada periode yang sama, IHSG ditopang saham IPO lagi yaitu saham PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) dengan indeks poin sebesar 136,99 dan harga saham melesat 318,9% year to date (YTD). Kemudian, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dengan indeks poin sebesar 28,73 dan harga saham yang melonjak paling tinggi hingga lebih dari 61 kali lipat.
Sebagai informasi, dari ketiga saham tersebut, ada dua yang terafiliasi dengan taipan Prajogo Pangestu yakni BREN dan CUAN. Kenaikan fantastis dua saham ini lantas membuat konglomerat RI tersebut menjadi orang terkaya nomor 1 di Tanah Air pada tahun ini.
Apabila mengkonsolidasikan indeks poin dari ketiga saham IPO tersebut akan terakumulasi sebanyak 340,80. Nilai tersebut setara nyaris 5% dari posisi IHSG pada hari ini, Selasa (14/11/2023) per pukul 14.38 WIB di 6866,06.
Perlu dicatat, kenaikan tiga saham tersebut sudah sangat signifikan serta posisi sebagai saham pendatang baru biasanya risiko volatilitas cenderung tinggi. Jika menghilangkan porsi indeks poin dari tiga saham IPO tersebut, IHSG asumsinya hanya di sekitar 6525,25.
Oleh karena itu, pelaku pasar perlu mencermati gerak tiga saham tersebut, dengan kenaikan yang signifikan maka risiko terjadi profit taking sudah sangat memungkinkan. Jika itu sudah mulai terjadi, maka perlu diwaspadai efek domino-nya pada gerak IHSG.
²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)