
Permintaan Sepi Jelang Tahun Politik, AUTO Lakukan Ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten komponen otomotif Grup Astra PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) menyebut adanya penurunan permintaan (demand) pada bisnis kendaraan di kuartal IV-2023. Hal ini berdampak pada pendapatan manufaktur baik pada segmen pabrikan otomotif atau original equipment manufacturer (OEM) dan original equipment spare part (OES), yang menyumbang sebagian besar pendapatan AUTO.
Presiden Direktur AUTO Hamdhani Dzulkarnaen Salim mengungkapkan penyebabnya adalah sikap wait and see dari customer jelang tahun politik. Namun begitu, ia mengatakan pihaknya sudah melakukan langkah mitigasi atas risiko tersebut dengan memanfaatkan segmen pasar aftermarket. Aftermarket adalah suku cadang original non-OEM yang dibuat perusahaan dengan izin resmi lain dengan acuan standar dari manufaktur asli.
"Jadi kami sangat serius untuk mendalami aftermarket, karena kami sangat sadar bahwa aftermarket itu tidak terlalu tegantung fluktuasi dari pada OEM hari ini. Tetapi, lebih bergantung kepada unit in operation yang pada saat ini jumlahnya baik roda dua dan roda empat di Indonesia cukup signifikan," ujar Hamdhani saat pemaparan kinerja AUTO kuartal III-2023 secara virtual, Rabu (15/11/2023).
Dengan langkah tersebut, jelasnya, penurunan permintaan OEM kendaraan dapat diseimbangkan. Ia mencotohkan penjualan kendaraan roda empat yang turun pada kuartal III-2023, dapat diseimbangkan dengan penjualan kendaraan roda dua yang tumbuh signifikan.
Selain itu, Hamdhani menyatakan AUTO juga akan mendorong kegiatan ekspor baik pada segmen aftermarket maupun OEM regional.
Adapun, Direktur AUTO Wanny Wijaya menyampaikan penjualan kedaraan roda dua naik 30,7% menjadi 4,72 juta unit. Sementara itu, penjualan kendaraan roda empat turun 0,4% menjadi 755.173 unit.
Direktur AUTO Tujuh Martogi Siahaan menyebut penurunan pendapatan ekspor ini disebabkan oleh situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih di berbagai negara pangsa pasar pihaknya. Belum lagi dengan adanya tekanan inflasi dan pelemahan nilai tukar mata uang di berbagai negara terhadap dolar Amerika Serikat.
"Kita juga tahu ada beberapa negara mengalami inflasi yang juga merupakan negara tujuan kita, dan suku bunga yang tinggi serta pelemahan nilai tukar di negara tujuan ekspor kita, terhadap USD," ujar Martogi.
Meskipun begitu, AUTO berhasil mencatatkan peningkatan pada kinerja top line dan bottom line. Berdasarkan laporan keuangannya, AUTO meraup pendapatan bersih sebesar Rp14,08 triliun pada kuartal III-2023, naik 4,37% dari setahun sebelumnya sebesar Rp13,49 triliun.
Di samping itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk AUTO tercatat sebesar Rp1,31 triliun. Jumlah itu naik 57,76% dari perolehan di periode yang sama setahun sebelumnya sebesar Rp910,69 miliar pada kuartal III-2022.
(fsd/fsd) Next Article Ini Alasan Astra Otoparts Masih Tunggu Perkembangan Bisnis EV