
Ramai Asing Serbu RI Jelang Pemilu, Pertanda Apa?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Investor asing mulai banyak memarkirkan dananya ke Indonesia meski jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Optimisme terhadap melunaknya sikap The Fed ditopang oleh kondisi perekonomian Indonesia yang ciamik membuat investor asing berburu aset portofolio RI.
Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah menilai derasnya aliran modal yang masuk ke Indonesia belakangan ini ditopang oleh sejumlah faktor internal dalam negeri. Kondisi perekonomian yang stabil, kata dia, ditambah imbal hasil SBN yang masih relatif tinggi, serta banyaknya aset saham yang relatif murah mendorong dana itu masuk ke Indonesia.
"Kalau sekarang mereka masuk, itu karena mereka melihat peluang return dengan risiko yang pasti sudah mereka kalkulasikan," kata Piter dikutip Rabu (29/11/2023).
Meski demikian, Piter mewanti-wanti bahwa dana yang masuk ke Indonesia saat ini adalah hot money. Artinya, begitu muncul tanda-tanda kondisi pasar tidak sesuai ekspektasi, maka dana itu akan dengan cepat keluar dari Indonesia. "Itu harus diwaspadai," kata dia.
Global Markets Economist Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai masuknya dana asing ke Indonesia disebabkan oleh ekspektasi terhadap sikap The Fed yang mulai mengendur. Data inflasi dan tenaga kerja AS, kata dia, mengalami penurunan sehingga diproyeksikan The Fed akan menahan suku bunga acuannya hingga akhir tahun.
Di sisi lain, Myrdal melihat imbal hasil antara obligasi di Indonesia dan Amerika Serikat untuk tenor 10 tahun terpaut jauh di atas 200 basis poin. Perekonomian yang solid dan valuasi aset investasi di Indonesia yang relatif murah membuat investor asing kepincut masuk ke pasar Tanah Air.
"Saat kondisi tekanan global relatif membaik, investor asing akhirnya kembali lagi ke pasar keuangan yang ada di Indonesia," kata dia.
Sebelumnya, besarnya arus masuk dana asing ke dalam negeri tercatat lewat data Bank Indonesia. Merujuk data transaksi 20-23 November yang dirilis BI, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat melakukan beli netto sebanyak Rp 7,03 triliun.
Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor asing mencatat beli neto sebesar Rp1,59 triliun sementara di pasar saham tercatat beli neto Rp 0,30 triliun dan beli neto Rp5,13 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Inflow pekan lalu melanjutkan tren positif pada pekan sebelumnya (13 - 16 November 2023) yang menembus Rp 7,33 triliun dengan didominasi oleh SRBI sebesar Rp3,97 triliun dan diikuti oleh beli neto di pasar SBN sebesar Rp2,49 triliun.
(mij/mij) Next Article Pemilu Kian Dekat, Ini Saham Yang Prospek Cuan Vs Boncos