
IHSG Tancap Gas 1% Lebih, 7 Saham Big Cap Ini yang Bantuin

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat hingga 1% lebih pada perdagangan sesi I Kamis (14/12/2023), di mana investor cenderung menyambut baik dari langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) yang kembali menahan suku bunga acuannya dan berencana akan memangkas suku bunga pada tahun depan.
Per pukul 09:24 WIB, IHSG melesat 1,05% ke posisi 7.149,869. IHSG kembali menyentuh level psikologis 7.100 pada awal sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitaran Rp 2,5 triliun dengan melibatkan 6 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 237.748 kali. Sebanyak 283 saham menguat, 159 saham melemah, dan 198 saham stagnan.
Secara sektoral, beberapa sektor menjadi penopang IHSG di awal sesi I hari ini, seperti sektor teknologi yang mencapai 2,96%, sektor properti sebesar 1,68%, sektor keuangan sebesar 1,27%, dan sektor bahan baku sebesar 1,08%.
Di lain sisi, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG. Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 20,68 | 5.475 | 3,30% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 12,60 | 94 | 5,62% |
Bank Central Asia | BBCA | 12,13 | 8.850 | 2,02% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 9,20 | 5.850 | 2,18% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | 4,59 | 5.225 | 0,97% |
Astra International | ASII | 4,54 | 5.600 | 1,36% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 3,41 | 2.400 | 4,80% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Saham perbankan big cap mendominasi penopang IHSG di sesi I hari ini, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling besar yakni mencapai 20,7 indeks poin. Kemudian disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 12,1 indeks poin, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 9,2 indeks poin, dan terakhir PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 4,6 indeks poin.
Tak hanya perbankan big cap, saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga menjadi salah satu movers IHSG di sesi I hari ini, yakni sebesar 12,6 indeks poin.
IHSG yang bergairah terjadi di tengah kabar positif dari bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang kembali menahan suku bunga acuan sebagai hasil pengumuman rapat Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir tahun ini.
Pengambilan kebijakan tersebut juga sudah sesuai dengan proyeksi pasar dan mengkonfirmasi perhitungan CME FedWatch Tool yang sebelumnya memproyeksi the Fed mempertahankan suku bunga pekan ini mencapai lebih dari 98%.
Bahkan, para pelaku pasar sekarang juga melihat kemungkinan pelonggaran moneter tahun depan, memperkirakan peluang hampir 7,8 % penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bp) pada Mei 2024, menurut alat pengukur CME FedWatch
Ketua The Fed, Jerome Powell juga berpidato cenderung lebih lunak pada pertemuan kali ini, dibandingkan pada pertemuan November lalu di mana dia menegaskan masih terlalu prematur memikirkan pemangkasan suku bunga.
"Itu (pemangkasan) mulai ada dalam pandangan kami dan menjadi topik diskusi kami," ucap Powell, dikutip dariReuters.
Powell juga mengatakan jika ekonomi sudah berjalan normal dan The Fed tidak perlu lagi mengetatkan kebijakan suku bunga.Dokumen "dot plot" The Fed menunjukkan jika anggota bank sentral mulai mengindikasikan adanya pemangkasan suku bunga.
Sebanyak 17 anggota memperkirakan pemangkasan suku bunga tahun depan sementara hanya dua yang memperkirakan tidak ada penurunan suku bunga.
Tidak ada anggota FOMC yang memperkirakan suku bunga akan naik tahun depan.
Keputusan The Fed menahan suku bunga, bahkan mengindikasikan akan memangkas di tahun depan memang menjadi kabar yang paling ditunggu bukan hanya oleh pelaku pasar Indonesia tetapi juga dunia. Dengan status sebagai ekonomi terbesar di dunia maka apapun keputusan The Fed akan berdampak besar terhadap ekonomi global.
Keputusan The Fed tersebut bisa menjadi kabar baik bagi IHSG yang potensi kembali hijau, rupiah menguat, hingga Surat Berharga Negara (SBN) bakal dilirik asing lagi. Pasalnya, dana asing diperkirakan akan mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd) Next Article Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan