
Militan Houthi Serang Laut Merah, Harga Minyak Makin Panas

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga minyak mentah dunia kompak dibuka lebih tinggi pada perdagangan pagi hari ini, berusaha melanjutkan kenaikan dua hari beruntun pada perdagangan karena kekhawatiran pengiriman Laut Merah yang dapat menganggu pasokan minyak.
Pada pembukaan perdagangan hari ini Rabu (20/12/2023), harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,84% di posisi US$74,06 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih tinggi atau naik 0,03% ke posisi US$79,25 per barel.
Pada perdagangan Selasa (19/12/2023), harga minyak mentah WTI ditutup melesat 1,34% di posisi US$73,44 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent ditutup melejit 1,64% ke posisi US$79,23 per barel.
Harga minyak naik lebih dari satu dolar per barel pada perdagangan Selasa, memperpanjang kenaikan sesi sebelumnya setelah serangan militan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah mengganggu perdagangan maritim dan memaksa lebih banyak perusahaan untuk mengubah rute kapal.
Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa mengumumkan pembentukan satuan tugas untuk melindungi perdagangan Laut Merah dari serangan militan Yaman yang didukung Iran. Kelompok Houthi telah bersumpah untuk menentang misi angkatan laut pimpinan AS dan terus menyerang sasaran Israel di wilayah tersebut.
"Berapa lama hal ini akan berlangsung juga masih belum diketahui, sehingga membuat pasar khawatir," ujar Fiona Cincotta, analis senior di City Index. "Meskipun operasi telah diluncurkan untuk memastikan jalur yang aman melalui Laut Merah, perusahaan-perusahaan pelayaran besar masih tetap lolos."
Pada hari Senin, harga minyak naik hampir 2% setelah kapal milik Norwegia diserang dan BP.L mengatakan pihaknya telah menghentikan semua transit melalui Laut Merah. Sejumlah pengirim lain telah membuat pengumuman serupa.
Sekitar 12% lalu lintas pelayaran dunia melewati Laut Merah dan Terusan Suez.
"Peristiwa di Laut Merah meningkatkan risiko geopolitik," ujar Rob Thummel, direktur pelaksana perusahaan investasi energi Tortoise Capital yang berbasis di Kansas. "Hal ini menyebabkan harga minyak bergerak lebih tinggi karena para pedagang menilai potensi gangguan pasokan terkait dengan peningkatan risiko geopolitik," tambah Thummel.
Meskipun serangan terhadap pelayaran telah meningkatkan premi risiko, analis lain mengatakan dampak terhadap pasokan minyak saat ini terbatas.
"Untuk saat ini dampaknya terbatas karena minyak terus mengalir, hanya saja perjalanan yang lebih jauh berarti biaya transportasi yang lebih tinggi," menurut analis UBS Giovanni Staunovo, dilansir dari Reuters.
Analis Goldman Sachs juga mengatakan gangguan ini tidak akan berdampak besar pada harga minyak mentah dan gas alam cair (LNG) karena peluang untuk mengubah rute kapal menunjukkan bahwa produksi tidak akan terpengaruh secara langsung.
Hal lain yang juga menjadi fokus pada minggu ini adalah gambaran terbaru pasokan AS. Laporan pertama dari dua laporan pasokan minggu ini dari American Petroleum Institute menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan akan terjadi penurunan persediaan minyak mentah AS pada minggu lalu.
Badan Informasi Energi AS (EIA) akan mempublikasikan data resmi saham AS pada pukul 10:30 pagi ET pada hari Rabu.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw) Next Article Produksi Terancam Ulah Kartel OPEC+, Harga Minyak Melonjak 2 Hari
