²©²ÊÍøÕ¾

Bank Korbankan NIM Demi Salurkan Kredit

Zefanya Aprilia, ²©²ÊÍøÕ¾
17 January 2024 16:05
Senior Ekonomi Indef Aviliani, dalam BNI Emerald Market Outlook dengan tema
Foto: Senior Ekonomi Indef Aviliani, dalam BNI Emerald Market Outlook dengan tema "Optimizing Financial Opportunities As Epicentrum of Growth" pada Kamis (9/3/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ekonom senior Indef Aviliani menyorot bahwa margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan tergerus. Hal itu karena industri perbankan mengorbankan margin, demi tetap menyalurkan kredit di era suku bunga tinggi.

"Kalau kita melihat bank di Indonesia, ini menarik fenomenanya, walaupun biaya dana mahal tapi bunga kredit nggak naik. Itu artinya apa, bank mengorbankan margin. Sehingga kalau anda lihat, dulu kita NIM bisa 7% sekarang NIM hanya 4% sampai 4,6%," ujar Aviliani di Money Talks ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Rabu (17/1/2024).

Kondisi itu, kata dia, menunjukkan bahwa perbankan "yang penting jalan, dia punya untung" walaupun keuntungannya secara NIM telah tergerus.

Bila melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit perbankan tercatat sebesar 9,74% sebesar Rp6.966 triliun per November 2023. Jumlah itu naik dari sebulan sebelumnya sebesar 8,99% dan mencapai batas bawah target Bank Indonesia (BI).

Sementara itu, NIM perbankan tercatat 4,83% per November 2023, turun tipis dari sebulan sebelumnya sebesar 4,85%. Sebagai informasi sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019, NIM perbankan pada level 4,19%. Tahun sebelumnya NIM masih berkisar lebih dari 5%.

Secara sederhana, NIM digunakan untuk mengukur perbedaan antara pendapatan bunga yang diterima bank dan bunga yang dibayarkan ke pemberi pinjaman.

NIM dipakai untuk menakar tingkat profitabilitas bank. Umumnya, NIM yang lebar mengindikasikan laba yang tinggi untuk bank.

Sementarat itu, empat bank besar di Indonesia secara rata-rata masih memiliki NIM lebih dari 5%. PT Bank Central Asia Tbk. melaporkan NIM 5,52% per September 2023, lebih tinggi dibandingkan September 2022, yakni 5,13%.

Kemudian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. juga melaporkan pertumbuhan NIM, yakni dari 5,12% menjadi 5,35%. 

Berbeda, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) membukukan NIM 6,97%, turun dari 7,23%. Senada, PT Bank Negara Indonesia (Persero) mencatat NIM sebesar 4,64%, turun dari sebelumnya 4,8%.


(mkh/mkh) Next Article BRI-BCA Lewat, Bank Ini Punya Margin Bunga Bersih Hampir 20%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular