
Pasokan Naik, Harga Minyak Tetap Sulit Turun Karena Perang

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga minyak bergerak lebih tinggi pada perdagangan pagi hari ini, setelah turun pada perdagangan sebelumnya seiring dengan meningkatkan pasokan minyak di Libya dan Norwegia.
Pada pembukaan perdagangan hari ini Rabu (24/1/2024), harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,27% di posisi US$74,57 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih tinggi atau naik 0,05% di posisi US$79,59.
Pada perdagangan Selasa (23/1/2024), harga minyak mentah WTI ditutup melemah 1,09% di posisi US$74,37 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent turun 0,64% ke posisi US$79,55 per barel.
Harga minyak berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa karena para pelaku pasar fokus pada pemulihan produksi minyak mentah di beberapa bagian Amerika Serikat (AS), seiring dengan meningkatnya pasokan di Libya dan Norwegia, dibandingkan risiko terhadap pasokan yang disebabkan oleh konflik di Eropa dan Timur Tengah.
Di North Dakota, negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga di AS, sejumlah produksi minyak kembali beroperasi setelah ditutup karena suhu dingin yang ekstrem, menurut otoritas saluran pipa di negara bagian tersebut. Namun produksi masih turun sebanyak 300.000 barel per hari.
Kelemahan yang terus-menerus dalam permintaan bensin AS juga telah memukul harga minyak, menurut John Kilduff, partner di Again Capital LLC.
Sementara stok minyak mentah AS turun 6,67 juta barel pada pekan lalu, persediaan bensin melonjak 7,2 juta barel, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute. Data resmi pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu.
Namun, meningkatnya produksi di tempat lain semakin menekan harga minyak.
Produksi minyak mentah Norwegia naik menjadi 1,85 juta barel per hari (bpd) pada bulan Desember 2023, naik dari 1,81 juta barel per hari pada bulan sebelumnya dan mengalahkan perkiraan analis sebesar 1,81 juta barel per hari, menurut Direktorat Lepas Pantai Norwegia (NOD).
Di Libya, produksi di ladang minyak Sharara yang berkapasitas 300.000 barel per hari dimulai kembali pada 21 Januari setelah berakhirnya protes yang menghentikan produksi sejak awal bulan ini.
Ketidakpastian geopolitik membatasi penurunan harga minyak.
"Ada tekanan geopolitik yang tidak cukup untuk benar-benar menggairahkan pasar minyak, namun cukup untuk menjaga pasar agar tidak mencapai titik terendah," ujar Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho Bank, dilansir dari Reuters.
Harga minyak mentah naik sekitar 2% pada hari Senin setelah serangan drone Ukraina terhadap terminal ekspor bahan bakar Ust-Luga Baltik Novatek dekat kota terbesar kedua di Rusia, St Petersburg, menimbulkan kekhawatiran pasokan.
Di Timur Tengah, ketegangan meningkat setelah pasukan AS dan Inggris melakukan serangan gabungan kedua terhadap posisi Houthi di Yaman.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak