
Aksi Jual Asing Bikin Saham Astra (ASII) Turun ke Bawah Level 5.000

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Saham emiten holding Grup Astra, PT Astra International Tbk (ASII), tercatat turun ke level Rp 5.000/saham untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.
Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ASII tercatat menyentuh harga terendah di Rp 4.990/saham pada perdagangan intraday sesi pertama Rabu (24/1/2024). Saham ASII juga tercatat sebagai saham yang paling aktif diperdagangkan di bursa hari ini, dengan total transaksi mencapai Rp 96 miliar hingga pukul 11.52 WIB.
Pelemahan ini menjadi hari kedelapan beruntun, sejak terakhir saham ASIIÂ ditutup menghijau pada 12 Januari 2024 silam kala berakhir di harga Rp 5.600/saham.
Sebelumnya pada perdagangan kemarin saham ASII turun 1,91% ke harga Rp 5.125 per saham dam menyentuh level terendah dalam nyaris 28 bulan. Harga penutupan tersebut merupakan yang terendah sejak 28 September 2021 atau nyaris 28 bulan lalu kala itu saham ASII ditutup di harga Rp 5.075/saham.
Sementara itu terakhir kali saham ASII ditutup di bawah level Rp 5.000 per saham terjadi pada 12 Agustus 2021.
Kinerja buruk saham ASII ikut diperparah dengan ramainya investor asing melepas saham blue chip yang rutin membagikan dividen ini. Hal ini bukan tanpa sebab, karena sejumlah berita miring dan skandal global ikut membebani pergerakan saham Astra.
Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 338,48 miliar di saham ASII kemarin. Angka tersebut merupakan yang paling besar di antara semua emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Aksi jual asing merupakan tren yang telah terjadi sejak beberapa waktu sebelumnya. Sejak awal tahun asing telah melepas Rp 1,74 triliun saham ASII dan merupakan saham dengan aksi jual paling signifikan di bursa. Sebagai catatan, emiten yang paling banyak dilepas asing selanjutnya tahun ini adalah Kalbe Farma dengan net sell Rp 471, 5 miliar atau hanya seperempat yang terjadi di ASII.
Akibat pelemahan beruntun ini, harga saham ASIIÂ telah terdiskon signifikan. Rasio valuasi perusahaan ikut turun dengan harga sahamnya diperdagangkan nyaris setara dengan nilai buku perusahaan. (PBV ASII tercatat berada di angka 1,09.)
Selain itu harga PER ASII juga turun dengan harga saham hanya diperdagangkan 6,06 kali (PER) catatan laba per saham dasar.
(fsd/fsd) Next Article Grup Astra Suntik Modal Rp 524 Miliar ke Entitas Usaha