
Terima Kasih AS & China, Minyak Naik Ke Level Tertinggi 2 Bulan

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga minyak kompak bergerak lebih tinggi pada awal perdagangan pagi hari ini, melanjutkan kenaikan tiga hari beruntun pada perdagangan pekan kemarin karena pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat.
Pada pembukaan perdagangan hari ini Senin (29/1/2024), harga minyak mentah WTI dibuka melesat 1,14% di posisi US$78,9 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih tinggi atau naik 0,69% di posisi US$84,13.
Pada perdagangan Jumat (26/1/2024), harga minyak mentah WTI ditutup menguat 0,84% di posisi US$78,01 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent terapresiasi 1,36% ke posisi US$83,55 per barel.
Harga minyak naik untuk minggu kedua berturut-turut dan menetap di level tertinggi dalam hampir dua bulan pada perdagangan Jumat karena pertumbuhan ekonomi AS yang positif dan tanda-tanda stimulus ekonomi China meningkatkan ekspektasi permintaan, sementara kekhawatiran pasokan di Timur Tengah menambah dukungan pada harga minyak.
Kedua harga minyak acuan tersebut memperoleh kenaikan mingguan lebih dari 6%, menandai kenaikan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 13 Oktober setelah dimulainya konflik Israel-Hamas di Gaza.
"Stimulus ekonomi dari China, pertumbuhan PDB AS pada kuartal keempat yang lebih kuat dari perkiraan, menurunnya data inflasi AS, risiko geopolitik yang sedang berlangsung, dan penurunan stok minyak mentah komersial AS sebesar 9,2 juta barel yang lebih besar dari perkiraan pada minggu lalu semuanya merupakan gabungan dari hal-hal tersebut, untuk mendorong harga lebih tinggi," ujar Tim Evans, analis pasar minyak independen.
Juru bicara militer Houthi mengatakan pasukan angkatan laut melakukan operasi yang menargetkan sebuah kapal tanker minyak di Teluk Aden, menyebabkan kebakaran, menambah kekhawatiran akan gangguan pasokan.
Minyak juga mendapat dorongan pada awal pekan ini karena penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Menipisnya persediaan, terutama di sekitar titik pengiriman WTI di Cushing di Oklahoma dan di seluruh Midwest.
Kekhawatiran pasokan terlihat jelas dalam struktur kontrak berjangka Brent. Premi kontrak bulan pertama hingga keenam pada Brent dan WTI naik ke level tertinggi sejak November, menunjukkan persepsi pasokan cepat yang lebih ketat.
Potensi gangguan pasokan bahan bakar setelah serangan drone Ukraina terhadap kilang minyak berorientasi ekspor di Rusia selatan juga mendukung harga minyak.
Dari sisi permintaan, AS, konsumen minyak terbesar di dunia, mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat. Sentimen minggu pada pekan kemarin juga didukung oleh langkah-langkah terbaru China untuk meningkatkan pertumbuhan.
Namun para pelaku pasar bertaruh bahwa bank sentral AS kemungkinan besar akan memulai penurunan suku bunganya pada bulan Mei 2024, dibandingkan bulan Maret 2024, sehingga membebani harga minyak mentah berjangka.
Juga membatasi kenaikan, Baker Hughes mengatakan perusahaan-perusahaan energi AS pada minggu ini menambahkan dua rig minyak, sehingga menambah angka tersebut menjadi 499.
Menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC), manajer keuangan menaikkan posisi net long minyak mentah berjangka AS dan posisi opsi pada minggu ini hingga 23 Januari 2024.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw) Next Article Gegara Amerika, Minyak Gagal Rebound
