
BI 'Cautious Optimism' Hadapi Kengerian Global, Apa Artinya?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank Indonesia (BI) optimistis perekonomian Indonesia masih akan tumbuh di tahun 2024. Akan tetapi, ada sejumlah faktor yang patut diwaspadai terkait kondisi perekonomian global yang penuh gejolak.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan prinsip yang cocok diterapkan bank sentral dalam kondisi tersebut adalah cautious optimism. Dia menjelaskan di satu sisi BI terus mewaspadai ketidakpastian global yang cukup tinggi atau cautious.
Namun, di sisi lain BI tetap optimis Indonesia punya ruang untuk tetap tumbuh. "Jadi kita optimis, tapi tetap berhati-hati karena masih ada tantangan global yang di pihak kami pun kami masukan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan," kata Destry dalam diskusi LPPI, Jumat, (23/2/2024).
Destry menjelaskan ada sejumlah kondisi global yang dipelototi oleh BI. Pertama adalah kondisi terusan Suez yang memanas akibat adanya serangan dari milisi Houthi terhadap kapal-kapal dagang internasional. Dia mengatakan kapal-kapal dagang menghindari terusan Suez dan memilih jalan memutar. Akibatnya, distribusi barang menjadi lebih lama.
"Distribusi barang melalui terusan Suez sekarang harus berputar, itu menyebabkan waktu pengiriman menjadi molor sampai 10 hari, itu menyebabkan gangguan pada sisi suplai dari ekonomi kita," kata dia.
Selain itu, BI juga memperhatikan adanya gelaran Pemilu yang digelar hampir bersamaan di 55 negara. Namun, kata dia, yang paling diperhatikan BI adalah Pemilu di Amerika Serikat. Dia mengatakan pergantian kekuasaan di AS, membuka kemungkinan perubahan kebijakan. Perubahan kebijakan ini, kata dia, patut diwaspadai dampaknya terhadap Indonesia.
"Sekarang yang jadi fokus masyarakat adalah bagaimana pemilu AS, karena ini akan mempengaruhi arah kebijakan AS ke depan," kata dia.
Di sisi lain, Destry mengatakan BI percaya diri bahwa prospek perekonomian Indonesia pada 2024-2025 sebenarnya cerah. Dia menilai pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia pada 2023, yaitu sekitar 5% sebenarnya masih bisa lebih tinggi.
"Ruang pertumbuhan ekonomi itu masih ada, tanpa menyebabkan tekanan inflasi," kata dia.
Dia mengatakan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat dari penyaluran kredit yang tumbuh dan konsumsi masyarakat yang tetap terjaga. Di luar itu, kata dia, Indonesia masih bisa memaksimalkan perkembangan ekonomi dan keuangan digital. Menurut dia, ekonomi digital akan menjadi penentu dari pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya.
"Jadi ini akan jadi game changer pertumbuhan ekonomi ke depan," ujar dia.
(haa/haa) Next Article Warning! Bos BI Ungkap Ekonomi Global Berisiko Melambat
