²©²ÊÍøÕ¾

Twin Deficit Jadi Momok Ekonomi RI, Rupiah Melemah ke Rp15.625/US$

rev, ²©²ÊÍøÕ¾
26 February 2024 15:17
Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/ Faisal Rahman)
Foto: Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/ Faisal Rahman)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah twin deficit yang terjadi di Indonesia serta foreign outflow di Surat Berharga Negara (SBN) selama tiga pekan beruntun.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,22% di angka Rp15.625/US$. Pelemahan rupiah ini sejalan dengan depresiasi yang terjadi kemarin (23/2/2024) yang melemah sebesar 0,03%.

Sementara DXY pada pukul 15:00 WIB turun di angka 103,88 atau turun 0,05%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang berada di angka 103,93.

Rupiah tercatat melemah hari ini pasca Indonesia mencatatkan defisit Transaksi Berjalan hingga US$1,3 Miliar pada Q4-2023 sementara secara keseluruhan tahun 2023 defisitnya mencapai US$1,6 Miliar atau 0,1% dari PDB. Di sisi lain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65% dari produk domestik bruto (PDB).

Ekonom CIMB Niaga, Mika Martumpal mengatakan twin deficit kerap berdampak negatif ke pasar keuangan RI, meski faktor suku bunga dan prospek pertumbuhan global turut mempengaruhi stabilitas pasar.

Senada dengan Mika Martumpal, Treasury Division Head BTN, Sindhu Rahadian Ardita menilai twin deficit sudah jamak dialami RI, namun upaya pemerintah mendorong hiliriasi berpotensi mendorong surplus transaksi berjalan sehingga twin deficit bisa semakin ditekan.

Lebih lanjut, investor asing juga terlihat keluar dari SBN selama tiga pekan beruntun sekitar Rp4 triliun sejak pekan kedua Februari 2024.

Terakhir berdasarkan data transaksi 19 - 22 Februari 2024 yang dirilis Bank Indonesia, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,01 triliun terdiri dari jual neto Rp0,19 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,08 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,88 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Tidak sampai disitu, pelaku pasar juga masih menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) (Personal Consumption Expenditure/PCE) yang diharapkan mengalami pelandaian.

Untuk diketahui, PCE AS meningkat sebesar 2,6% secara tahunan untuk kuartal III-2023.

Jika PCE AS ini tercatat mengalami penurunan atau semakin mendekati target bank sentral AS (The Fed) di level 2%, hal ini semakin memperbesar suku bunga acuan AS mengalami penurunan lebih cepat. Alhasil tekanan terhadap mata uang Garuda semakin minim.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH


(rev/rev) Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular