
Cuan! BNI Putuskan Bagi Dividen Rp 10,45 T, 50% dari Laba 2023

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. akan membagikan dividen sebesar 50% dari total laba tahun buku 2023. Hal ini telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Senin (4/3/2024).
Dengan demikian niilai dividen sebesar Rp 280,49 per lembar saham.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan bahwa kenaikan rasio dividen mejadi 50% pada tahun ini dilakukan seiring kinerja perusahaan yang terus postitf dengan laba yang konsisten meningkat.
BNI, kata Royke, berkomitmen menjaga momentum pertumbuhan kinerja berkelanjutan melalui ekspansi bisnis sehat dan berorientasi jangka panjang.
"Hal ini tujuannya memastikan perseroan membukukan profitabilitas yang terus meningkat tangguh dalam menghadapi dinamika tantangan ekonomi serta dapat meberikan return optimal bagi negara dan pemegang saham," katanya usai RUPST, Senin (4/3/2024).
Adapun BNI mencatat laba bersih Rp 20,9 triliun sepanjang 2023. Angka tersebut naik 14,2% secara tahunan (yoy). Laba perusahaan anak menyumbang Rp419,4 miliar, dengan pertumbuhan 36,2% yoy.
Hasil positif tersebut diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9% yoy per tahun.
Selain itu pendapatan non-bunga (non-interest income)Â sepanjang 2023 naik 6,6% yoy menjadi Rp21,47 triliun.
Pertumbuhan laba sepanjang tahun lalu seiring dengan meningkatnya profitabilitas. Bank membukukan tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity(ROE) sebesar 15,2%, naik 120 basis poin (bps) dibandingkan dengan capaian sebelum pandemi Covid-19 atau 2019.
BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20% pada tahun 2028. Peningkatan ROE akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.
Sementara itu, BNI mencatat kredit sepanjang tahun lalu naik 7,6% yoy, menjadi Rp 695 triliun. Angka ini didorong oleh ekspansi di segmen dengan profil risiko rendah, yakni korporasi blue chip baik swasta dan BUMN serta kredit konsumer.
(mkh/mkh) Next Article Gelar RUPS Hari Ini, Intip Kisi-Kisi Dividen BNI