
Bos OJK: Aneh, AS Tahan Suku Bunga Tinggi tapi Ekonomi Tidak Turun

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â â€” Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menangkap anomali dari kondisi perekonomian di Amerika Serikat.
Pasalnya ekonomi negara tersebut tidak turun, meskipun masih mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yang terbilang lama.Â
"Ini memang anehnya Amerika sudah naik suku bunga beberapa kali, tapi tidak drop [ekonominya], bahkan masih resilient," kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara dalam ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia Power Lunch, Jakarta, Senin (18/3/2024).
Sementara itu, sepanjang 2023, ekonomi Negeri Paman Sam tercatat tumbuh 2,5%, melampaui pertumbuhan sebesar 1,9% pada 2022. Belanja konsumen, yang menyumbang sekitar 70% aktivitas ekonomi AS, tumbuh dengan kecepatan tahunan sebesar 3% dari Oktober hingga Desember tahun lalu.
Kendati PDB kuartal IV-2023 final berpotensi lebih rendah dibandingkan kuartal III-2023, namun angka 3,2-3,3% terbilang masih cukup tinggi mengingat sepanjang paruh kedua 2022 hingga paruh pertama 2023, PDB AS tergolong di bawah 3%.
PDB AS yang cukup tinggi ini menunjukkan perekonomian AS masih cukup kuat sehingga inflasi AS masih tampak berada di level yang cukup tinggi.
Berbeda, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Sepanjang 2023 PDB negara ini mampu tumbuh positif sebesar 5,05% yoy, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya dan juga tahun 2022.Â
Dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) hampir semua komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh 5,02% didorong oleh pertumbuhan semua sektor.
(mkh/mkh) Next Article OJK: Jasa Keuangan Stabil, Kondisi Global di Atas Ekspektasi
