
Peta Market Cap Berubah, Perusahaan Raksasa Terpental!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ -ÌýPosisi emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia berubah. Sejumlah perusahaan raksasa kini terpental.Â
Berdasarkan data pasar pada perdagangan Kamis (16/5/2024) kemarin, emiten terjumbo di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar (market cap) bukan lagi emiten perbankan, melainkan emiten sektor lain seperti energi baru dan terbarukan (EBT) dan petrokimia.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tidak lagi menyandang status emiten dengan market cap paling jumbo di Indonesia. Titel tersebut kini dipegang oleh emiten EBT milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Market Cap BREN saat ini mencapai Rp 1.382,42 triliun, sedangkan market cap BBCA Rp 1.166,84 triliun. Hal ini seiring dengan koreksi saham BBCA dan melesatnya saham BREN.
Di posisi kedua, masih diisi oleh emiten Prajogo Pangestu, yakni PT Chandra Asri Pasific Tbk (TPIA). Bermodal market cap Rp 788,35 triliun, TPIA menggeser PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).Â
Emiten-emiten yang memiliki size atau aset besar pun harus menelan pil pahit, di mana emiten-emiten tersebut kini tak lagi menjadi penghuni 10 market cap terbesar.
Contohnya PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), di mana beberapa tahun lalu mungkin masih berada di sepuluh besar. Namun kini, HMSP juga berada di posisi cekak yakni tepatnya di urutan 20, dengan market cap-nya mencapai Rp 89,78 miliar.
PT Astra International Tbk (ASII) sedikit lebih beruntung. ASIIÂ kini harus puas dengan posisi ke-10, padahal sebelumnya berada di urutan lima besar.Â
Pergeseran market cap masih cukup tinggi akan terjadi. Hal ini karena kinerja saham beberapa perusahaan raksasa memang cenderung lesu setidaknya dalam beberapa waktu terakhir dan berimbas kepada turunnya kapitalisasi pasar. Sementara itu, sejumlah emiten berkapitalisasi pasar menengah justru mendapatkan panggung.Â
Minat investor terhadap sektor tertentu sepertinya juga mempengaruhi, di mana EBT dianggap lebih seksi dibandingkan dengan manufaktur yang dinilai cenderung lesu karena sentimen global yang belum membaik.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(chd/chd) Next Article Merana, Market Cap BREN, TPIA, BRPT Prajogo Lenyap Rp 298,17 T