²©²ÊÍøÕ¾

Ekonomi AS Diprediksi Mendingin, Dolar Turun ke Rp 16.245

rev, ²©²ÊÍøÕ¾
31 May 2024 15:11
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (²©²ÊÍøÕ¾/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (²©²ÊÍøÕ¾/ Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah hasil pertumbuhan ekonomi AS tercatat lebih rendah dibandingkan ekspektasi pelaku pasar.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,06% di angka Rp16.245/US$ pada hari ini, Jumat (31/5/2024). Penguatan rupiah ini memutuskan tren pelemahan rupiah yang terjadi empat hari beruntun.

Kendati secara harian rupiah menguat, namun secara mingguan rupiah anjlok 1,59%.

Sementara DXY pada pukul 14:52 WIB naik ke angka 104,86 atau naik 0,14%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan kemarin yang berada di angka 104,71.

Apresiasi rupiah terjadi setelah data proyeksi kedua pertumbuhan ekonomi AS tumbuh di bawah dari ekspektasi pelaku pasar.

Departemen Perdagangan melaporkan PDB riil AS meningkat pada tingkat tahunan sebesar 1,3% pada kuartal pertama, turun dari perkiraan awal sebesar 1,6% tetapi sedikit lebih buruk dibandingkan perkiraan Dow Jones sebesar 1,2%.

Selain itu, data klaim pengangguran mingguan AS untuk periode pekan yang berakhir 25 Mei 2024 terpantau meningkat yakni menjadi 219.000, dari sebelumnya pada April lalu sebanyak 216.000 klaim.

Kedua hal tersebut berdampak kepada penurunan DXY sehingga tekanan terhadap rupiah menjadi semakin minim.

Di lain sisi, pelaku pasar juga masih bersikap wait and see perihal data inflasi PCE AS malam hari ini.

PCE menjadi ukuran inflasi favorit bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan investor akan mencermatinya untuk mendapatkan petunjuk mengenai prospek kebijakan moneter The Fed.

Pasar memperkirakan inflasi PCE AS secara tahunan melandai menjadi 2,6%, sedangkan secara bulanan juga cenderung turun menjadi 0,2%. Adapun PCE inti diperkirakan juga turun menjadi di 0,2%.

Jika inflasi PCE benar-benar melandai atau sesuai ekspektasi pasar, maka ada kemungkinan The Fed dapat mengubah sikapnya, meski mereka masih melihat data inflasi utama berikutnya.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH


(rev/rev) Next Article Rupiah Anjlok buat Money Changer Antre, Segini Harga Jualnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular