²©²ÊÍøÕ¾

RBC Capai 547%, Analis Ungkap Kekuatan Asuransi TUGU

Mentari Puspadini, ²©²ÊÍøÕ¾
07 June 2024 18:15
Tugu Insurance
Foto: Dok Tugu Insurance

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mencatatkan kekuatan permodalan perseroan yang solid dengan posisi Risk Based Capital (RBC) TUGU berada di 547%.

Data tersebut didapat berdasarkan laporan keuangan induk non-konsolidasi pada April 2024. Nilai tersebut meningkat dari posisi akhir tahun yang berada di 530%.

TUGU mencatatkan jumlah tingkat solvabilitas mencapai Rp 4,25 triliun, sedangkan dari sisi modal minimum berbasis risiko (MMBR) sebesar Rp 778 miliar.

Sebagai informasi, RBC merupakan salah satu indikator yang menggambarkan kekuatan dan tingkat solvabilitas suatu perusahaan asuransi. Nilai RBC sendiri diperoleh dengan menghitung selisih jumlah aset yang diperkenankan dengan liabilitas (tingkat solvabilitas) dibagi dengan MMBR.

Sementara aset yang diperkenankan merupakan total aset yang diperkenankan dalam perhitungan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang perasuransian.

Tingginya tingkat solvabilitas TUGU secara garis besar menunjukkan kualitas aset TUGU yang baik. Pasalnya, RBC TUGU masih jauh di atas batas minimum yang diperkenankan oleh regulator OJK sebesar 120%.

Berdasarkan catatan Edo Ardiansyah dari Phillip Sekuritas, dari 11 perusahaan asuransi umum yang berstatus publik di Indonesia, rasio RBC berada di 387% per April 2024. Menurutnya tingkat solvabilitas industri asuransi umum masih dalam kondisi baik.

Namun Edo juga memberikan catatan, bahwa rasio RBC asuransi umum per April tersebut lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2023 yang berada di 431%. Kondisi tersebut kontras dengan posisi RBC TUGU yang justru meningkat.

"Posisi RBC TUGU jauh di atas ketentuan minimal dan di atas industri. Ini menunjukkan kemampuan perusahaan yang solid dalam menyerap berbagai risiko yang ada" kata Edo, Jumat, (7/6/2024).

Ia juga menjelaskan bahwa kondisi pasar keuangan yang bergejolak dengan adanya kenaikan yield obligasi, volatilitas harga saham serta tren depresiasi nilai tukar rupiah akan berdampak pada industri asuransi umum. Asuransi dengan kekuatan modal dan tingkat solvabilitas yang tinggi lebih diunggulkan dalam kasus ini.

"RBC memperhitungkan berbagai risiko. Apabila nilai RBC tinggi maka kemampuan menyerap risiko baik risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko asuransi dan risiko operasional menjadi lebih baik" kata Edo.

Terkait dengan depresiasi nilai tukar rupiah, Raditya Krisna Pradana analis Kanaka Hita Solvera menjelaskan hal ini perlu diperhitungkan oleh industri asuransi umum, terutama mereka yang memiliki eksposur ke valuta asing.

Namun untuk kasus TUGU, depresiasi nilai tukar rupiah risikonya dapat dikelola dengan baik mengingat perseroan berada pada posisi yang solid karena sudah melakukan hedging dengan menerapkan strategi minimizing mismatch antara aset dan liabilitas dalam valuta asing.

Terkait kinerja keuangan, TUGU di sepanjang empat bulan tahun 2024 mencatatkan laba sebesar Rp 267,7 miliar atau meningkat 96,1% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya di Rp136,5 miliar.

TUGU mencatat hasil underwriting pada April 2024 sebesar Rp302,9 miliar. Hasil underwriting TUGU meningkat pesat sebesar 58,5% yoy dari April 2023 yang hanya Rp191,2 miliar.


(mkh/mkh) Next Article Laba Terbang 215%, Bos TUGU Beberkan Bocoran Dividen

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular