
Inflasi Produsen AS Membaik, Dolar Masih Bertahan di Rp 16.200

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pergerakan nilai tukar rupiah mulai membaik terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah rilis data inflasi semakin membaik.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,15% di angka Rp16.265/US$ pada perdagangan Kamis (13/6/2024). Apresiasi ini mematahkan tren pelemahan rupiah yang telah terjadi tiga hari beruntun sejak 10 Juni 2024.
Flow asing yang kembali masuk RI tampaknya mendorong rupiah menguat kemarin, dari pasar asing terpantau ada net buy asing cukup besar mencapai Rp 2,98 triliun di seluruh pasar saat IHSG terkoreksi.
Namun, net buy ini seluruhnya disumbang dari transaksi di pasar nego dan tunai sebesar Rp3,86 triliun, sementara dari pasar reguler asing masih net sell sebesar Rp 879,21 miliar.
Pergerakan rupiah kemarin juga didominasi oleh sentimen dari eksternal khususnya AS.
Pada Rabu malam (12/6/2024), AS mengumumkan inflasi melandai ke 3,3% (year on year/yoy) pada Mei 2024, dari 3,4% (yoy) pada April. Inflasi melaju ke level terendah tiga bulan dan sesuai dari proyeksi pasar sebesar 3,4% (yoy).
Setelah rilis data inflasi, beberapa jam kemudian, Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%.
Lebih lanjut, pada hari ini tampaknya rupiah masih akan dipengaruhi sentimen dari AS. Pasalnya semalam rilis kelanjutan data pasar tenaga kerja terkait klaim pengangguran dan inflasi produsen periode Mei 2024.
Pada Kamis malam, Departemen Tenaga Kerja AS merilis data klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 1 Juni 2024, tercatat ada 242.000 klaim. Angka ini secara tidak terduga malah naik dari pekan sebelumnya sebanyak 229.000 dan berbalik arah dari ekspektasi yang proyeksi turun ke 225.000 klaim.
Angka klaim pengangguran secara rata-rata dalam empat minggu berada di angka 227.000. Sementara angka klaim pengangguran lanjutan mencapai 1,82 juta, melebihi ekspektasi yang berharap hanya naik ke 1,80 juta.
Kondisi ini menunjukkan ada sedikit pendinginan pada pasar tenaga kerja AS setelah pada akhir pekan lalu mencetak kenaikan tidak terduga pekerjaan tercatat di luar pertanian atau Non Farm Payroll (NFP). Setidaknya data klaim pengangguran memberikan gambaran lebih jauh terkait pasar tenaga kerja.
Rilis data ekonomi lain pada Kamis malam, ada indeks harga produsen yang melandai lebih baik dibandingkan ekspektasi. Dari 2,4% secara tahunan (yoy) pada April menjadi 2,3% pada Mei. Angka ini lebih baik dari ekspektasi yang proyeksi stagnan.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal, tren pergerakan rupiah dalam basis waktu per jam sudah mulai terkonsolidasi. Saat ini, rupiah sedang berjuang menembus support terdekat yang bertepatan dengan garis moving average/MA 100.
Jika ini ditembus, maka posisi penguatan selanjutnya berada di Rp16.220/US$ yang bertepatan dengan MA 200. Sementara posisi resistance atau jika ada pelemahan lagi bisa diantisipasi di posisi Rp16.295/US$ yang didapatkan dari high candle intraday 12 Juni 2024.
![]() Pergerakan rupiah melawan dolar AS |
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn) Next Article Indek Dolar Melesat, Bagaimana Nasib Rupiah Hari Ini?