
Harga Minyak Memanas Usai Drone Ukraina Serang Kilang Rusia

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Harga minyak naik tipis pada awal perdagangan Rabu ini karena kekhawatiran atas meningkatnya konflik di Eropa dan Timur Tengah mengimbangi kekhawatiran permintaan menyusul peningkatan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS.
µþ±ð°ù»å²¹²õ²¹°ù°ì²¹²ÔÌý¸é±ð³Ü³Ù±ð°ù²õÌýpada Rabu (19/6/2024) pukul 10.00 WIB harga minyak mentah acuan Brent tercatat US$85,36 per barel, naik 0,04% dibandingkan harga penutupan kemarin. Sementara minyak AS West Texas Intermediate (WTI) libur.
Kedua harga acuan tersebut naik lebih dari US$1 pada sesi sebelumnya setelah serangan pesawat tanpa awak atau drone Ukraina menyebabkan kebakaran terminal minyak di pelabuhan utama Rusia, menurut pejabat Rusia dan sumber intelijen Ukraina.
Beberapa tangki penyimpanan minyak terbakar setelah serangan »å°ù´Ç²Ô±ðÌýterjadi di Kota Azov wilayah selatan Rusia Rostov pada Selasa pagi (18/6/2024).
Serangan drone ini mengakibatkan kebakarab hingga 5.000 meter dan belasan petugas pemadam kebakaran dengan 21 peralatan khusus sedang berusaha memadamkan api.
Sementara itu, di Timur Tengah, Menteri Luar Negeri Israel IsraelKatz memperingatkan akan terjadinya perang dengan Hizbullah Lebanon, bahkan ketika AS berupaya menghindari konflik yang lebih luas antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran.
Meningkatnya perang di kawasan ini meningkatkan kemungkinan terganggunya pasokan minyak mentah dari produsen-produsen utama.
Untuk menjaga agar harga minyak tidak naik lebih lanjut, stok minyak mentah AS naik 2,26 juta barel dalam pekan yang berakhir 14 Juni, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa (18/6/2024). Menurut °ù±ð³Ü³Ù±ð°ù²õÌýmemperkirakan penurunan stok minyak mentah sebesar 2,2 juta barel.
Persediaan bensin, bagaimanapun, turun 1,077 juta barel, sementara sulingan naik 538.000 barel, kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCH
(ras/ras) Next Article Stok Minyak AS Berkurang, Harga Minyak Dunia Masih Stagnan