²©²ÊÍøÕ¾

Kinerja Biofarma 2023: Pendapatan Ambles 88%, Laba Anjlok 70%

Romys Binekasri, ²©²ÊÍøÕ¾
19 June 2024 17:45
Kedatangan  bahan baku vaksin Covid-19 gelombang ke-2 dari Sinovac (Dok. Biofarma)
Foto: Kedatangan bahan baku vaksin Covid-19 gelombang ke-2 dari Sinovac (Dok. Biofarma)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Perusahaan farmasi milik BUMN, Biofarma mencatatkan penurunan pendapatan hingga 88,2% menjadi Rp 5 triliun sepanjang tahun lalu dari semula Rp 11,03 triliun pada tahun 2022.

Penurunan pendapatan perusahaan ikut menekan kinerja laba Biofarma yang anjlok 70% menjadi Rp 304 miliar dari semula mencapai Rp 1,01 triliun sepanjang tahun 2022 silam.

EBITDA Biofarma tercatat turun 50% menjadi Rp 682 miliar dari semula Rp 1,36 triliun sepanjang tahun 2022.

Aset perusahaan tercatat naik 3,3% menjadi Rp 27,53 triliun, dengan liabilitas naik 19% menjadi Rp 3,77 triliun. Adapun ekuitas perusahaan naik tipis 1,2% menjadi Rp 23,76 triliun di akhir tahun 2023.

Kinerja Biofarma yang tertekan sejalan dengan perusahaan BUMN farmasi lainnya serta holding BUMN farmasi secara umum yang ikut mencatatkan kinerja negatif.

Secara spesifik, pendapatan holding perusahaan BUMN di sektor farmasi amblas sepanjang tahun 2023. Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya mengatakan, pendapatan turun 28% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 15,2 triliun. Sementara itu holding juga mencatatkan rugi bersih tahun 2023 sebesar Rp 2,17 triliun atau berbalik arah dari catatan laba Rp 1,07 triliun di tahun 2022.

"Hal ini melakukan, merupakan pencapaian RKAP sebesar 80,5% dan terjadi penurunan minus 28%," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI Jakarta, Rabu (19/6).

Adapun


(fsd/fsd) Next Article Gaji Karyawan Indofarma Gak Dibayar, Stafsus Erick Thohir Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular