²©²ÊÍøÕ¾

BUMN Farmasi Terjerat Masalah Keuangan, Ini Daftar Penyakitnya

Romys Binekasri, ²©²ÊÍøÕ¾
17 July 2024 18:40
Indofarma. (Dok. indofarma)
Foto: Indofarma. (Dok. indofarma)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor farmasi saat ini tengah menjadi sorotan karena mencatat kinerja keuangan buruk. Menteri BUMN Erick Thohir pun membentuk task force alias satuan tugas (satgas) untuk merestrukturisasi dan menyembuhkan BUMN Farmasi yang sakit.

Rapor merah BUMN farmasi itu disebabkan oleh masalah keuangan yang mendera PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF), PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF), dan anak usaha INAF yaitu PT Indofarma Global Medika (IGM).

Kondisi BUMN Farmasi tersebut sempat dibahas dalam rapat bersama DPR. Legislator melempar kritik keras karena kondisi keuangan farmasi pelat merah memburuk seiring dengan adanya dugaan ´Ú°ù²¹³Ü»åÌýatau kecurangan. 

Lantas seperti apa sebenarnya seberapa buruk kondisi BUMN Farmasi saat ini? 

Kimia Farma

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF) mencatat pembengkakan jumlah rugi bersih sepanjang tahun 2023 menjadi Rp 1,48 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang rugi Rp 190,4 miliar.

Mengutip laporan keuangannya, meskipun perusahaan milik negara tersebut mencatatkan penjualan bersih sepanjang 2023 sebesar Rp9,96 triliun atau naik 7,93% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,23 triliun, namun beban pokok penjualan membengkak 25,83% menjadi Rp 6,86 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp 5,45 triliun menjadi penekan rugi perusahaan yang kian melebar.

Alhasil, laba bruto perseroan turun menjadi Rp 3,10 triliun dari sebelumnya, Rp 3,77 triliun.

Selain itu, perseroan juga mencatatkan beban usaha yang juga meningkat 35,4% menjadi Rp 4,66 triliun dibandingkan tahun sebelumnya, Rp 3,44 triliun.

Beban keuangan perseroan juga naik 18,4% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 622,8 miliar.

Adapun total aset perseroan hingga akhir Desember 2023 tercatat sebesar Rp 17,58 triliun, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 19,79 triliun.

PT Indofarma

PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) mencatat kinerja keuangan negatif. Mengutip laporan keuangan INAF, pada tahun 2020 laba Indofarma yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih senilai Rp 27,58 juta. Angka tersebut ambles nyaris 100% dari periode tahun 2019 sebesar Rp 7,96 miliar.

Kemudian, pada tahun 2021, kinerja bottom line Indofarma kembali tergerus. INAF melaporkan rugi bersih sebesar Rp 37,58 miliar.

Tahun berikutnya, rugi INAF semakin besar. Rugi bersih perusahaan sebesar Rp 428 miliar atau naik lebih dari 1.000%

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya mengungkapkan, sepanjang tahun 2023 emiten BUMN farmasi Indofarma (INAF) mencatat penjualan sebesar Rp 524 miliar. Angka tersebut turun secara tahunan sebesar 54,2% dari Rp 1,1 trilin pada tahun 2022.

"Kinerja Indofarma mengalami tren yang menurun dari tahun 2021 hingga tahun 2023, baik secara pendapatan maupun profitabilitas," ujarnya saat rapat dengan Komisi VI DPR RI Jakarta, Rabu (19/6).

Ia memaparkan, kerugian pendapatan perseroan membengkak sepanjang tahun 2023 atau ambles 41% menjadi Rp 605 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp 428 miliar.

"Pendapatannya Indofarma dominasi oleh penjualan produk dalam negeri sebesar Rp 501 miliar, untuk produk etikal itu khususnya di Rp 311 miliar, dan adanya peningkatan pendapatan ekspor di tahun 2022 sebesar Rp 22 miliar," jelasnya.

EBITDA tahun 2023 tercatat negatif sebesar Rp 293 miliar atau mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya pada minus Rp 361 miliar.

"Hal ini sebabkan oleh penurunan beban pemasaran dan disibusi seiring dengan penurunan penjualan dan pelaksanaan efisiensi atas berbagai biaya operasional kantor," tuturnya.

Ia menambahkan, Indofarma saat ini masih dalam proses PKPU dan proses untuk legal juga masih berjalan.

Staff Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga juga mengungkapkan, Indofarma berawal dari Indofarma Global Medika yang tugasnya mendistribusikan produk-produk Indofarma. Di sana, ditemukan ada Rp 470 miliar dana yang seharusnya masuk ke Indofarma namun tidak disetor oleh Indofarma Global Medika.

PT Indofarma Global Medika (IGM) merupakan anak usaha Indofarma yang juga menjadi penyebab Indofarma merugi. Bukan hanya setoran dana yang tidak masuk ke INAF, IGM juga melakukan tindak kejahatan fraud yang mana terlilit pinjaman online mencapai Rp 1,26 miliar.

Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2023 yang dilaporkan BPK ke DPR, tercatat Indofarma dan anak usahanya PT IGM melakukan berbagai aktivitas berindikasi fraud atau kecurangan.


(mkh/mkh) Next Article Indofarma (INAF) Tak Bisa Bayar Gaji-THR dan Cerita Mundurnya Komut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular