²©²ÊÍøÕ¾

Pasar Saham Makin Merana, IHSG Anjlok Tiga Hari Beruntun

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
25 July 2024 16:25
bursa efek Indonesia
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar saham Indonesia kembali bergejolak, hal ini tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan selama tiga hari beruntun. Penurunan IHSG didorong dari jatuhnya semua sektor kecuali sektor kesehatan yang bergerak positif 0,54%.

Pada penutupan perdagangan Kamis (25/7/2024), IHSG tercatat turun 0,31% di level 7.240,28. Penutupan ini memperpanjang penurunan IHSG selama tiga hari beruntun.

Turunnya IHSG didorong oleh penurunan signifikan dari sektor transportasi yang anjlok 1,72%, properti 1,64%, teknologi 0,41%, industrial 1,07%, basic-industri 1,70% hingga perbankan yang ikut terkoreksi 0,51%.

Meskipun dua saham big bank telah merilis kinerja keuangannya pada kuartal II 2024, akan tetapi belum mampu mendorong sektor perbankan bergerak positif hari ini.

Pada Rabu kemarin (24/7/2024), terpantau PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah merilis kinerja keuangannya pada semester I-2024.

BBCA melaporkan laba bersih sebesar Rp 26,9 triliun, naik 11,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada semester I-2024. BCA membukukan peningkatan total kredit sebesar 15,5% yoy menjadi Rp 850 triliun per Juni 2024, berada di atas rata-rata industri.

Pertumbuhan kredit terjadi di segmen korporasi maupun UMKM, serta pelaksanaan BCA Expoversary mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sekitar Rp 50 triliun.

Kemudian ada bank plat merah yang baru saja hari ini merilis kinerjanya. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI membukukan laba bersih Rp 29,9 triliun, tumbuh 1,13% secara tahunan (yoy) pada semester I-2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp 29,56 triliun.

Pencapaian positif BRI ditopang pendapatan bunga bersih sebesar Rp 69,93 triliun, naik 6,7% yoy dari setahun sebelumnya Rp 65,54 triliun, penyaluran kredit BRI yang tercatat sebesar Rp 1.336,78 triliun, tumbuh 11,2% yoy pada periode Juni 2024 dengan kredit UMKM tercatat sebesar Rp 1.095,64 triliun, atau menyumbang komposisi sebesar 81,95%.

Sementara itu, penekanan beberapa sektor di pasar saham Indonesia didorong dari sentiment luar negeri. Beberapa data ekonomi dari negeri Paman Sam akan rilis pada malam hari ini.

Pada malam hari ini, akan terdapat rilis data pertumbuhan domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS). Menurut FactSet, PDB diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9%. Jika laporan sesuai dengan prediksi, ini akan menandai peningkatan dari kenaikan 1,4% selama kuartal pertama.

Namun, ini akan menjadi perlambatan yang cukup mencolok dibandingkan dengan paruh kedua tahun 2023, di mana PDB naik 4,9% pada kuartal ketiga dan 3,4% pada kuartal keempat.

Jika PDB AS mengalami peningkatan, maka tendensi untuk terjadinya pemangkasan suku bunga The Fed di September akan semakin kecil.

Selain data PDB AS pada kuartal II-2024, AS juga akan merilis data klaim pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir 20 Juli 2024. Konsensus pasar memperkirakan angka klaim pengangguran pada pekan lalu cenderung meningkat menjadi 247.000, dari sebelumnya sebesar 243.000 pada pekan sebelumnya.

Jika klaim pengangguran kembali meningkat, maka sektor tenaga kerja di Negeri Paman Sam juga sedang kurang baik dan hal ini dapat meyakinkan pelaku pasar bahwa The Fed dapat lebih bersikap dovish.

Berlanjut pada esok hari akan terdapat rilis data inflasi PCE AS, di mana angkanya masih diperkirakan melandai namun masih belum menyentuh targetnya di level 2%.

Meski begitu, pasar masih optimis bahwa pemangkasan suku bunga The Fed masih dapat dimulai pada pertemuan September mendatang.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan The Fed akan memulai memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang mencapai 93,3%.


²©²ÊÍøÕ¾ Research

[email protected]


(saw/saw) Next Article IHSG Dibuka Meyakinkan, Balik ke Level 7.300

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular