²©²ÊÍøÕ¾

Pasar Ambruk Gara-Gara The Fed, Investor Perlu Panik?

Romys Binekasri, ²©²ÊÍøÕ¾
05 August 2024 11:30
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) membutuhkan banyak pertimbangan sebelum memutuskan kebijakan moneternya. Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu pekan lalu mengatakan bahwa ia perlu melihat lebih banyak data untuk menurunkan suku bunga.

Mengutip Wall Street Journal, laporan data ketenagakerjaan pada hari Jumat menunjukkan pelemahan di berbagai dimensi, di antaranya, 114.000 pekerjaan bertambah pada bulan Juli atau meleset dari ekspektasi. Angka tersebut menunjukkan kenaikan dari bulan-bulan sebelumnya yang direvisi ke bawah.

Sementara pertumbuhan upah dari tahun ke tahun sebesar 3,6%, lebih rendah dari 3,8% di bulan Juni 2024.

Kekhawatiran meningkat bahwa seharusnya The Fed telah tertinggal dan seharusnya sudah mulai melakukan pemangkasan. Kekhawatiran ini diperburuk oleh fakta bahwa the Fed tidak dijadwalkan untuk mengadakan rapat penetapan suku bunga pada bulan Agustus atau Oktober, sehingga memberikan jalan yang sempit untuk menurunkan suku bunga.

Pergerakan di luar jadwal mungkin saja terjadi, namun jarang, biasanya hanya untuk keadaan darurat.

Fed funds futures memberikan harga lebih dari 70% kemungkinan penurunan 0,5 poin secara persentase. Angka tersebut dua kali lipat dari kenaikan yang biasa terjadi pada pertemuan September, naik dari 15% beberapa hari yang lalu.

Meskipun demikian, para investor tidak boleh kehilangan akal. Meskipun data pasar tenaga kerja melemah, namun ekonomi tidak berada dalam kondisi yang buruk. Produk domestik bruto naik pada laju tahunan sebesar 2,8% pada kuartal kedua. Tingkat pengangguran 4,3% berada pada tingkat yang sehat secara fundamental.

Bahkan ada beberapa kabar baik dalam laporan akhir pekan lalu, yakni tingkat partisipasi angkatan kerja terus meningkat di bulan Juli.

Dalam berita yang mungkin merupakan berita terbaik untuk prospek ekonomi jangka panjang, data pada hari Kamis menunjukkan produktivitas pekerja pada kuartal kedua naik dengan kecepatan 2,7% dari tahun sebelumnya.

Di sisi lain, para investor harus mempertimbangkan peluang yang sekarang muncul. Tentu saja ada sektor-sektor yang diuntungkan oleh suku bunga yang lebih rendah, seperti real estat. Terutama dalam ekonomi yang masih sehat, sektor ini dapat melejit.

Pencetus hipotek Rocket Cos. menguat 12,3% pada hari Jumat di tengah ekspektasi bahwa suku bunga yang lebih rendah dapat membuka pasar perumahan, sementara saingannya, LoanDepot dan UWM Holdings, masing-masing naik 11,3% dan 8,1%.

Hal ini menggembirakan, jika pembelian rumah meningkat, maka seluruh sektor ekonomi yang berdekatan, mulai dari peritel rumah hingga bahan bangunan, akan diuntungkan.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau smakin merana hingga sudah ambruk 2% pada perdagangan sesi I Senin (5/8/2024), di tengah memburuknya sentimen pasar pada hari ini.

IHSG per pukul 10:11 WIB, IHSG ambruk 2% ke posisi 7.162,13. IHSG langsung terkoreksi ke level psikologis 7.100, setelah beberapa hari terakhir diperdagangkan di level 7.200-7.300.

Pelaku pasar cenderung khawatir terkait adanya potensi resesi yang bakal mengancam perekonomian Amerika Serikat (AS), di mana potensi ini muncul setelah rilis data pasar tenaga kerja di negeri Paman Sam yang melambat tajam dan beberapa data ekonomi AS yang cenderung mengecewakan.

Terpisah, bursa Asia Pasifik mayoritas bergerak merah merona merespon data pasar tenaga kerja AS yang melambat tajam memicu potensi resesi hari ini. Indeks Nikkei 225 turun sebanyak 7% menjadi sekitar 33,370 sementara Indeks Topix yang lebih luas turun 6,5% menjadi 2,370.


(mkh/mkh) Next Article OJK Sebut The Fed Masih Bingung Arah Soal Suku Bunga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular