²©²ÊÍøÕ¾

Fed Rate Diyakini Segera Dipangkas, Rupiah Menguat ke Rp15.930/US$

Robertus Andrianto, ²©²ÊÍøÕ¾
13 August 2024 09:11
Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Foto: Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada sesi perdagangan hari ini, Selasa (13/8/2024).

Berdasarkan data ¸é±ð´Ú¾±²Ô¾±³Ù¾±±¹Ìýnilai tukar rupiah menguat 0,15% dibandingkan posisi perdagangan kemarin ke Rp15.930 per dolar AS. 

Penguatan Mata Uang Garuda di tengah ekspektasi investor bahwa bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve atau The Fed akan mengakhiri tren suku bunga tinggi pada pertemuan September.

Berdasarkan perangkat Fedwatch, peluang The Fed memangkas suku bunga pada Desember sangat besar. Bahkan lebih besar kemungkinan bank sentral AS itu menurunkan suku bunga sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75% - 5,00% sebesar 51,5% dari saat ini 5,25%-5,50%.

Setelah September, pada dua pertemuan berikutnya pasar meyakini The Fed kembali memangkas suku bunganya. Sebesar 25 basis poin pada pertemuan November dan 25 basis poin pada Desember. Sehingga pada akhir tahun suku bunga The Fed berada di 4,25%-4,50%.

Sementara itu, para pelaku pasar juga menantikan rilis inflasi produsen AS pada malam hari nanti, Selasa (13/8/2024). Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics indeks harga produsen AS pada Juli diperkirakan terjadi inflasi 0,1% month-to-month (mom), melambat dari bulan sebelumnya 0,2% mom. Sementara inflasi inti produsen sebesar 0,2%, melambat dari periode sebelumnya 0,4%.

Rilis inflasi produsen akan disusul inflasi konsumen pada Rabu (14/8/2024). Konsensus Trading Economics memperkirakan inflasi AS tahunan akan turun 0,1 basis poin menjadi 2,9% year-on-year (yoy) pad Juli 2024 dari sebelumnya 3% yoy.

Sementara AS akan mengalami inflasi secara bulanan menjadi 0,2% setelah sebelumnya deflasi 0,1%. Inflasi inti AS diperkirakan akan menjadi 3,2% yoy dibanding bulan sebelumnya 3,3% yoy.

Kedua data ini dinilai penting dalam mempertimbangkan kebijakan moneter The Fed. yang akan diumumkan pada September. Para pelaku pasar meyakini akan ada pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan tersebut.

²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCH


(ras/ras) Next Article Iran-Israel Makin Panas, Dolar Sudah Tembus Rp 16.275

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular