
Bursa Asia Dibuka di Zona Merah, Pasar Tunggu Data Penting

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bursa saham wilayah di Asia-Pasifik dibuka lebih rendah pada hari Rabu, menjelang rilis data inflasi bulan Juli di Australia. Investor juga menantikan rilis inflasi PCE Amerika Serikat.
Berdasarkan data ²©²ÊÍøÕ¾ Internasional pada Rabu (28/8/2024) Indeks S&P/ASX 200 Australia dibuka 0,40% lebih rendah menjelang rilis CPI.
Sementara indeks Nikkei 225 Jepang stabil, indeks Topix yang lebih luas turun 0,3%. Indeks Kospi Korea Selatan serta indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,40%.
Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 17.871, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 17.874,67.
Aplikasi ritel online Tiongkok JD.com mengumumkan pembelian kembali saham senilai US$5 miliar pada Selasa malam, yang menyebabkan lonjakan 2,24% pada sahamnya yang terdaftar di AS.
Risalah pertemuan terakhir Bank Sentral Australia mengungkapkan bahwa bank sentral telah mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi.
Indeks Harga Konsumen (CPI) tertimbang Australia diperkirakan akan naik pada tingkat yang lebih lambat sebesar 3,4% secara tahunan, dibandingkan dengan 3,8% pada periode Juni.
Data inflasi personal atau indeks harga konsumen (IHK) personal consumption expenditure (PCE) AS periode Juli 2024 juga akan dirilis pada pekan ini tepatnya pada Jumat mendatang.
Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan inflasi PCE AS pada bulan lalu tidak banyak berubah atau masih sama seperti pada Juni lalu yakni tumbuh 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi PCE AS diperkirakan naik sedikit menjadi 0,2%.
Jika benar demikian, maka 'amunisi' The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang cukup besar.
Sebelumnya pada Simposium Jackson Hole, Wyoming Jumat lalu, Ketua The Fed Jerome Powell memberikan sinyal bahwa pemangkasan suku bunga mungkin segera dilakukan, meskipun ia tidak memberikan indikasi pasti mengenai waktu atau besaran pemangkasan tersebut.
"Waktunya telah tiba untuk menyesuaikan kebijakan," kata Powell dalam pidato utamanya yang sangat dinantikan pada pertemuan tahunan Fed di Jackson Hole, Wyoming, Jumat (23/8/2024).
"Arah perjalanan sudah jelas, dan waktu serta kecepatan pemangkasan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko," tuturnya, dilansir ²©²ÊÍøÕ¾ International.
Powell menekankan bahwa meskipun inflasi telah menurun secara signifikan, Fed sekarang dapat lebih fokus pada mandat ganda mereka untuk menjaga perekonomian tetap dekat dengan kondisi lapangan kerja penuh.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(ras/ras) Next Article Nikkei Hingga Kospi Dibuka Melemah, Waspada IHSG Menyusul