
Laba JPFA Melesat 124%, Sahamnya Melejit 8,7%

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten perunggasan atau poultry PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) terpantau melesat hingga 9% lebih pada perdagangan sesi I Selasa (29/10/2024), setelah dirilisnya kinerja keuangan perseroan pada kuartal III-2024.
Per pukul 10:20 WIB, saham JPFA melejit 8,71% ke posisi harga Rp 1.810/unit. Saham JPFA pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 1.690 - Rp 1.845 per unit.
Saham JPFA sudah ditransaksikan sebanyak 9.102 kali dengan volume sebesar 47,08 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 84,26 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 21,23 triliun
Hingga pukul 10:20 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 1.800/unit menjadi posisi dengan antrean beli terbanyak di sesi I hari ini yakni mencapai 50.955 lot atau sekitar Rp 9,2 miliar.
Sementara di order offer atau jual, pada harga Rp 1.850/unit menjadi posisi dengan antrean jual terbanyak di sesi I hari ini yakni mencapai 25.645 lot atau sekitar Rp 4,7 miliar.
Terbangnya saham JPFA terjadi setelah perseroan merilis kinerja keuangan pada kuartal III-2024, di mana laba bersihnya melesat cukup pesat hingga ratusan persen secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan pada hari ini, laba bersih JPFA pada kuartal III-2024 melesat 123,58% menjadi Rp 2,09 triliun secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya sebesar Rp 937,26 miliar pada kuartal III-2023.
Melesatnya laba bersih JPFA pada kuartal III-2024 karena ditopang oleh penjualan neto yang tumbuh 9,29% menjadi Rp 41,28 triliun (yoy), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 37,76 triliun.
Penjualan neto Japfa yang paling besar bersumber dari segmen peternakan komersial yang mencapai Rp 17,08 triliun dan pakan ternak sebesar Rp 11,04 triliun. Dua segmen unggulan JPFA itu kompak tumbuh positif masing-masing 8,88% (yoy) untuk peternakan komersial dan 9,89% (yoy) untuk pakan ternak.
Selain itu, kocek JPFA juga diisi dari penjualan neto segmen pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen yang mencapai Rp 6,39 triliun, budidaya perairan Rp 3,5 triliun, pembibitan unggas Rp 2,39 triliun, serta perdagangan dan lain-lain Rp 1,54 triliun. Penjualan itu dikurangi potongan penjualan Rp 684,14 miliar.
Sementara itu, penjualan lokal mendominasi top line JPFA dengan nilai Rp 40,6 triliun, sedangkan penjualan ekspor hanya Rp 673,89 miliar sepanjang Januari-September 2024.
Di lain sisi, prospek saham JPFA juga cenderung positif di tengah sikap pasar yang menanti realisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) masa pemerintahan Prabowo-Gibran. Diharapkan dengan adanya program ini, maka emiten-emiten perunggasan termasuk JPFA akan lebih dilibatkan untuk keperluan pengadaan lauk bergizi.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(chd/chd) Next Article IHSG Kembali Ditutup Melemah, Akhiri Tren Positif