²©²ÊÍøÕ¾

Ada Kabar Baik Buat Pasar Reksa Dana di RI

Zefanya Aprilia, ²©²ÊÍøÕ¾
30 October 2024 21:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pertumbuhan reksa dana di Indonesia masih seret. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp504,80 triliun atau naik 1,28% secara month-to-date (mtd), sedangkan secara year-to-date (ytd) naik 0,67%. Sementara itu, net subscription sebesar Rp1,31 triliun mtd, sementara secara ytd, net redemption sebesar Rp9,80 triliun.

Direktur Investasi KISI Asset Management Arfan F. Karniody mengatakan memang secara historis, industri reksa dana di Indonesia cukup stagnan. Namun, jika ditelusuri, pertumbuhan yang stagnan itu dipengaruhi oleh produk reksa dana tertentu.

"Misalnya, belakangan ada investor besar yang menarik dananya di reksa dana saham misalnya. Jadi sebenarnya kalau mau lihat lebih lanjut, sebenarnya industrinya masih berkembang dan berkembangnya cukup baik," katanya saat Dialog Road to ²©²ÊÍøÕ¾ Awards, Rabu (30/10/2024).

Arfan menyebut salah satu reksa dana yang perkembangannya paling baik adalah reksa dana fixed income berbasis obligasi dan reksa dana pasar uang. Kebetulan keduanya juga merupakan produk unggulan KISI AM saat ini.

Ia mengungkapkan KISI AM meluncurkan produk reksa dana fixed income bulan Februari lalu. Hingga bulan ini, alias sekitar 8 bulan, aset kelolaannya atau asset under management (AUM) sudah tembus sekitar Rp400 miliar.

"Jadi kita lihat peluangnya ini cukup besar," ucap Arfan.

Sementara itu, AUM di KISI AM juga bertumbuh menjadi sekitar Rp1,2 triliun pada saat ini, dari tahun lalu sebesar sekitar Rp1,2 triliun.

"Jadi kita sih sangat optimis, sangat positif melihat industri reksa dana, terutama yang sekarang ya, yang sedang kita sasar, kita kembangkan ini adalah fixed income, obligasi, dan pasar uang," kata dia.

Pada era tren suku bunga acuan yang sedang melandai ini, Arfan mengatakan ini adalah saat yang tepat untuk melakukan investasi di reksa dana fixed income.

Menurutnya, suku bunga berhubungan dengan seluruh perekonomian. Ia mengatakan bagi reksa dana fixed income, harga obligasi pasti naik seiring suku bunga turun.

Pasar saham juga demikian. Arfan menjelaskan, secara sederhana jika suku bunga turun, perekonomian diasumsikan bakal membaik.

"Hubungannya apa dengan pasar saham? Pasar saham ini kan berarti hurdle rate untuk per valuasi saham itu hurdle. Jadi pembagi yang di bawah ya, faktor pembaginya jadi lebih rendah. Sehingga target price dari masing-masing saham, dari indeks sendiri bisa lebih tinggi," terang Arfan.


(mkh/mkh) Next Article Video: Lirik 'Celah' Investasi Saat Rupiah Masih di Atas Rp16.000/USD

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular