
Bos OJK: Mayoritas Negara Dunia Ekonominya Tumbuh Di Bawah Ekspektasi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan perkembangan terkini ekonomi global menunjukkan pemulihan yang terbatas. Rilis data penting mayoritas negara-negara berada di bawah ekspektasi.
"Inflasi masih cukup resistence, ini mendorong bank sentral lebih netral meski mayoritas telah menurunkan suku bunga dalam 2 bulan terakhir," ujar Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK, dalam press conference RDK OJK, Selasa (7/1/2025).
Sementara di Amerika Serikat (AS) perekonomian dan data dikatakan solid. Inflasi AS sendiri cenderung sticky, dan The Fed mengindikasikan memangkas suku bunga, namun di lain pihak memberi sinyal high for longer dan hanya akan memangkas 50 bps.
Selain itu pasar juga terus mencermati Presiden terpilih Donald Trump, yang turut mempengaruhi volatilitas pasar keuangan global. Di sisi lain, di China ekonominya terlihat menunjukkan perbaikan.
"Sedangkan CPI menunjukkan disinflasi dan ekspor terkontraksi. PMI manufaktur juga berada di zona ekspansi, sisi domestik perekonomian Indonesia sendiri terjaga stabil. Inflasi atau headline CPI menunjukkan 1,55% (yoy) dengan inflasi inti naik menjadi 2,26%," ungkap Mahendra.
Selanjutnya, surplus neraca keuangan berlanjut, PMI manufaktur juga terus membaik. Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, maka OJK meminta LJK terus memonitor faktor-faktor risiko tersebut, dalam rangka mengukur kemampuan LJK menyerap potensi risiko yang terjadi.
"Selain itu dalam upaya meminimalisir akibat kejadian fraud, OJKÂ menerbitkan POJKÂ 18 tahun 2024 tentang informasi pelaku yang mengatur pemanfaatan dan tata kelola pelaku serta memuat data dan informasi rekam jejak pelaku fraud. OJKÂ juga merancang meningkatkan transparansi dan kepatuhan regulasi serta menyusun arsitektur pengawasan terintegrasi 2025-2028," tutupnya.
(ayh/ayh) Next Article OJK Tekankan Sinergi dan Kolaborasi Demi Mendorong Ekonomi Syariah RI