²©²ÊÍøÕ¾

Mungkinkah Dolar AS Tembus Rp17.000? Ini Penjelasan Ekonom

Revo M, ²©²ÊÍøÕ¾
25 March 2025 11:06
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di tempat penukaran uang PT Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/11/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di tempat penukaran uang PT Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/11/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Mata uang Garuda, rupiah, kembali tertekan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip data dari Refinitiv, rupiah melemah terhadap dolar AS sebesar 0,54% di angka Rp16.640/US$ atau 0,54%. Ini merupakan pelemahan rupiah terdalam sepanjang sejarah.

Dari catatan ²©²ÊÍøÕ¾, rupiah bahkan telah melewati titik terendahnya pada posisi Rp 16.620/US$ pada 23 Maret 2020. Namun, rupiah masih belum melewati level Rp16.800/US$ di intraday 17 Juni 1998.

Global Markets Economist at Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh aksi profit taking investor di pasar keuangan jelang libur panjang.

"Karena mereka khawatir akan banyak uncertainty, terutama pada saat periode libur panjang, yang paling kelihatan tentu dari perkembangan perang dagang ya," ujar Myrdal, kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (25/3/2025).

Pasalnya, pengenaan tarif impor yang akan dikenakan kepada Kanada, Meksiko dan China akan dimulai pada 2 April 2025. "Makanya mereka (investor) ambil aman dulu sekarang," tegas Myrdal. Lalu, dia melihat adanya kebutuhan dolar AS yang meningkat di Indonesia karena ada kebutuhan pembayaran utang dan impor.

Lebih lanjut, ketika ditanya: Apakah dolar AS akan tembus ke level Rp 17.000?

Myrdal menilai hal tersebut tidak akan terjadi. Hal ini karena cadangan devisa Indonesia yang masih berlimpah. Posisi cadangan devisa pada akhir Februari 2025 tercatat sebesar US$ 154,5 miliar. Angka ini turun jika dibandingkan posisi pada akhir Januari 2025 yang sebesar US$ 156,1 miliar.

Dia pun melihat capital outflow masih akan membayangi Indonesia, terutama dari pasar saham. Dia memperkirakan arus modal keluar tahun ini kemungkinan mencapau US$ 2,5 miliar. Hal ini berdasarkan hitungan dari rata-rata capital outflow 2021-2024.

"Kalau misalnya ada potensi di bonds bisa saja, tapi sekarang bonds secara year to date masih positif kan posisinya, net buying," kata Myrdal.

"Seharusnya tidak sih Rp 17.000, tapi kita lihat lagi dampak dari Trump...saat ini, sih realistisnya tidak sampai Rp 17.000," tegasnya.


(haa/haa) Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular