
Ini Dia Tips Investasi di Tengah Fluktuasi IHSG
Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
09 February 2019 09:13

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Mengantongi cuan saat berinvestasi memang menyenangkan, apalagi keuntungan itu dirasakan di seluruh portofolio investasi yang dimiliki. Tapi ketika investasi hanya ditanamkan di satu instrumen, tentu akan sangat berisiko.
Senior Advisor PT Pinnacle Investment John D. Rachmat mengatakan, dalam sebuah riset yang tak terbantahkan dalam 20 tahun terakhir, bahwa 91% yang mendorong harga saham itu naik karena adanya asset alocation.
Artinya jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah menguat, maka hampir semua saham ikut naik meskipun kinerja perusahaanya tidak terlalu baik.
"[Sebaliknya] kalau Indeks lagi crash, kita sudah berkali-kali mengalami ini, hampir semuanya saham akan crash. Tidak bisa orang cari tempat sembunyi di manapun tidak ada, kalau kita ngomong sahamnya likuid ya" kata John kepada °ä±·µþ°äÌý±õ²Ô»å´Ç²Ô±ð²õ¾±²¹, Rabu (30/1/2019).
Dengan kondisi ini, John menyarankan agar investor harus melakukan asset alocation untuk mengantisipasi terjadinya penurunan indeks, sehingga tak semua portofolio investasi akan mengalami penurunan dalam waktu bersamaan.
"Jadi untuk saya seandainya nanti ancaman betul-betul datang dengan serius ya aset alokasi harus kembali datang, jangan insist [bersikeras] kita harus pegang saham terus menerus. Kalau indeks turun 25%, itu kan contohnya," kata dia.
Sebelumnya John mengatakan mengatakan masalah gejolak ekonomi dua kekuatan utama dunia, Amerika Serikat (AS) dan China, yang masih terus belangsung menjadi faktor dominan yang menentukan arah pasar keuangan.
Ditambah lagi masalah penutupan pemerintahan AS yang terjadi beberapa waktu lalu yang juga menjadi sentimen negatif bagi investor yang masuk ke negara tersebut.
(tas) Next Article Milenial Ingin Investasi Saham? Ketahui Dulu Hal Ini
Senior Advisor PT Pinnacle Investment John D. Rachmat mengatakan, dalam sebuah riset yang tak terbantahkan dalam 20 tahun terakhir, bahwa 91% yang mendorong harga saham itu naik karena adanya asset alocation.
Artinya jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah menguat, maka hampir semua saham ikut naik meskipun kinerja perusahaanya tidak terlalu baik.
"[Sebaliknya] kalau Indeks lagi crash, kita sudah berkali-kali mengalami ini, hampir semuanya saham akan crash. Tidak bisa orang cari tempat sembunyi di manapun tidak ada, kalau kita ngomong sahamnya likuid ya" kata John kepada °ä±·µþ°äÌý±õ²Ô»å´Ç²Ô±ð²õ¾±²¹, Rabu (30/1/2019).
"Jadi untuk saya seandainya nanti ancaman betul-betul datang dengan serius ya aset alokasi harus kembali datang, jangan insist [bersikeras] kita harus pegang saham terus menerus. Kalau indeks turun 25%, itu kan contohnya," kata dia.
Sebelumnya John mengatakan mengatakan masalah gejolak ekonomi dua kekuatan utama dunia, Amerika Serikat (AS) dan China, yang masih terus belangsung menjadi faktor dominan yang menentukan arah pasar keuangan.
Ditambah lagi masalah penutupan pemerintahan AS yang terjadi beberapa waktu lalu yang juga menjadi sentimen negatif bagi investor yang masuk ke negara tersebut.
(tas) Next Article Milenial Ingin Investasi Saham? Ketahui Dulu Hal Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular