
Yuk Cek Keuangan Anda, Sudah Benar Pengaturannya?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Mengelola keuangan adalah salah satu cara yang paling mudah dan juga sulit dilakukan. Mudah jika kita tau cara yang tepat dan sulit jika kurang informasi.
Banyak masyarakat yang selama ini mengelola keuangan dengan menabung tapi tidak dengan cara yang tepat. Sehingga saat ada kebutuhan mendesak uang tabungan tersebut terkadang harus dikorbankan.
Oleh karenanya, Perencana Keuangan Aliyah Natasya memberikan langkah yang tepat untuk mengelola keuangan agar tidak boncos terutama saat Lebaran yang pada umumnya kebutuhan mendadak membengkak.
"Pertama, kalian harus memiliki planning budgeting atau membuat pos-pos penghasilan setiap bulannya. Dengan adanya pos-pos ini maka kalian akan mengetahui alokasi anggaran sesuai kebutuhan dan kemampuan kalian untuk bisa menggunakan penghasilan mencicipi lifestyle yang sesuai," ujarnya dalam program Evening Up, ²©²ÊÍøÕ¾.
Kedua, membayar utang. Jika memiliki utang, maka setiap bulannya prioritaskan untuk membayar utang tersebut sebelum menggunakannya untuk kebutuhan lain.
Ketiga, memiliki asuransi. Jika ingin keuangan lebih sehat dan berdaya tahan maka memiliki asuransi adalah salah satu keharusan. Sehingga saat mendapatkan penghasilan, disisihkan untuk investasi.
Selanjutnya adalah dana darurat. Dana darurat sangat penting untuk diberikan pos dari penghasilan setiap bulannya. Dana ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan darurat nantinya seperti memperbaiki genteng rumah yang bocor dan lainnya.
"Jadi harus ada mindset kita nggak hanya hidup untuk hari ini, tahun ini tapi juga sampai tahun berikutnya," paparnya.
Namun, sebelum mengatur keuangan agar lebih baik, ia menghimbau agar masyarakat melakukan pengecekan kesehatan keuangannya terlebih dahulu. Sebab, jika keuangan tidak sehat maka akan sulit memulainya.
Menurutnya, untuk mengecek keuangan sehat atau tidak dilakukan melalui kondisi utang baik konsumtif. Dimana, utang yang dimiliki tidak lebih dari 30% penghasilan per bulannya.
Tapi berbeda jika utang tersebut adalah utang produktif maka tidak masalah jika sebesar 30% dari penghasilan per bulan. Sebab, utang produktif sebuah investasi yang memberikan keuntungan dalam jangka panjang.
"Keuangan tidak sehat ketika kita miliki utang konsumtif yang jumlahnya lebih dari 30% gaji kita sebulan, karena 30% itu sebaiknya dijadikan utang produktif yang bisa kasih kita investasi, misalnya rumah yang itu kalau utang produktif akan jauh lebih mengamankan masa depan kita," jelasnya.
Ia menegaskan, bahwa harus tetap memiliki planning meski utang tersebut produktif. Misalnya menghitung berapa kemampuan untuk membayar utang tersebut serta kapan bisa melunasinya.
"Jadi kalau kita nggak miliki tujuan lunasi utang dan kita biasanya membiarkan utang itu nyaman dan bersahabat dengan lifestyle finansial kita. Ini berbahaya. Kita tidak akan bisa melakukan investasi hal lain. Karena harus ada mindset investasi itu bisa tumbuh setelah kita meniadakan utang," tegasnya.
(dob/dob) Next Article Terlanjur Boros, Ini yang Harus Dilakukan Biar Bisa Investasi