²©²ÊÍøÕ¾

InveTime

Nyangkut di Blue Chip, Tahan atau Jual Rugi?

Anisatul Umah, ²©²ÊÍøÕ¾
08 October 2021 15:45
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham unggulan atau blue chip biasanya selalu menjadi daya tarik untuk investor pemula. Namun apa jadinya jika sudah terlanjur mengoleksi tapi harganya malah turun?

Head of RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya menyarankan agar saham blue chip yang turun jangan buru-buru dijual karena masih berpotensi untuk naik.

Dalam Investime ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis malam, (07/10/2021) dia mencontohkan salah satu saham blue chip PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Jika anda nyangkut di Unilever dia menyarankan untuk ditahan dahulu.

Menurutnya saham Unilever masih berpotensi untuk naik, karena valuasi saham UNVR masih tergolong murah.

"Buat Unilever saya cenderung tahan, year to date turun 34% walau hari ini naik lumayan saya percaya nilai masih di atas itu. Unilever dengan valuasi yang ada dan perusahan sebagus Unilever saya lihat murah sekali valuasi saat ini," ungkapnya.

Dia menjelaskan saat pandemi orang cenderung memilih saham-saham yang diuntungkan selama pandemi, salah satunya digital. Tapi begitu ekonomi mulai pulih seperti saat ini akan kembali ke saham-saham seperti Unilever.

"Dengan valuasi murah sayang dijual, saya percaya ada upside," jelasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan jika saham nyangkut di Unilever strategi yang bisa diambil adalah averaging down atau mencicil beli di harga bawah. Menurutnya hal averaging down bisa dilakukan karena kenaikan harga saham belum terlalu banyak.

"Walau dari 13% saya lihat valuasi masih menarik turunnya sebelum kenaikan 13% Unilever turunnya hampir 50% year to date. Dengan perusahaan sebagus itu turun dan ada penurunan hampir 50% murah sekali meski naik 13% masih menarik buat Unilever jadi kalau average down masih bisa," ungkapnya.

Dia memproyeksikan harga saham Unilever bisa menyentuh sekitar 5.800 per lembar. Artinya masih ada potensi kenaikan yang cukup lumayan jika dibandingkan posisi saat ini yang masih sekitar 4.800 per lembarnya.

"Target price di Unilever bisa sekitar 5.800 target price upside masih cukup banyak," tegasnya.

Lalu apakah akan ada potensi saham Unilever terkoreksi dan menyentuh titik terendah di kisaran 3.000? Menurutnya kondisi objektif saat ini sudah beda, saham Unilever sempat turun karena orang beralih ke saham-saham alternatif seperti digital.

"Orang lebih memilih saham-saham alternatif baru digital, small cap, dan ekonomi balik kelihatannya buat jatuh ke titik terendah seperti 3.000-an agak sulit," tuturnya. (*)


(hps/hps) Next Article Kiat Berburu Saham Blue Chip Murah Tapi Gak Murahan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular