²©²ÊÍøÕ¾

5 Tips Agar Terhindar Dari Investasi Bodong

Ayyi Hidayah, ²©²ÊÍøÕ¾
02 February 2023 18:17
Investasi bodong
Foto: Edwardo Ricardo Sirait

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan saat ini dalam jangka waktu tertentu, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa depan. Investasi merupakan salah satu upaya agar masa depan finansial Anda terjamin.

Orang tua zaman dahulu mengenal investasi emas, tanah, dan properti. Namun saat ini berinvestasi dapat lebih mudah dilakukan, bahkan lewat ponsel. Kemudahan investasi hadir tanpa harus mengumpulkan uang dalam jumlah besar untuk dibelikan aset seperti yang dulu orang tua lakukan.

Akan tetapi di tengah kemudahan itu, semakin marak penipuan investasi alias investasi bodong. Tidak main-main, Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi mencatat, total kerugian akibat investasi bodong sudah mencapai puluhan triliun rupiah.

Total kerugian tersebut belum memperhitungkan kasus terkait financial technology (fintech) pinjaman (lending) maupun bursa mata uang virtual (cryptocurrency) ilegal. Agar tidak merugi, waspadai penipuan investasi bodong dengan mengetahui ciri-cirinya berikut ini:

1. Menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat

Keuntungan yang ditawarkan investasi bodong seringkali terdengar tidak wajar, seperti bunga tinggi atau imbal hasil yang besar dalam waktu singkat. Misalnya pada kasus investasi bodong MeMiles yang terungkap di awal tahun ini, keuntungan yang ditawarkan sangat tidak rasional.

Investasi bodong MeMiles beroperasi dengan cara menawarkan keuntungan jika anggotanya melakukan top up dana investasi dari mulai Rp50-Rp200 juta.

Misalnya top up dana investasi Rp300 ribu, akan langsung mendapatkan bonus ponsel. Kemudian jika top up Rp7 juta bisa mendapatkan mobil Mitsubishi Pajero. Kasus investasi bodong ini masih marak karena masih banyak masyarakat yang mudah tergiur dengan keuntungan besar dalam waktu singkat.

2. Produk atau aset yang tidak jelas

Dalam berinvestasi, investor harus mengetahui jenis produk atau aset yang ditawarkan. Apakah itu emas, reksa dana, saham, deposito, atau benda tidak bergerak.

Kebanyakan investasi bodong tidak memiliki produk atau aset yang jelas. Bisa dibilang, perusahaan investasi bodong bukan menjual produk investasi, melainkan menjual janji keuntungan besar saja.

3. Laporan keuangan tidak jelas atau tidak ada transparansi

Jika berinvestasi melalui lembaga atau perusahaan sekuritas yang telah memiliki izin resmi, Anda akan mendapat laporan berkala mengenai uang yang ditanamkan.

Bahkan sebelum memutuskan membeli produk investasi, Anda dapat mempelajari komposisi dan profil risiko yang disediakan oleh perusahaan sekuritas.

Lain halnya dengan investasi bodong, mereka tidak memiliki laporan keuangan atau transparansi seperti ini. Karena tujuan dari investasi bodong memang menghimpun dana sebesar-besarnya untuk disalahgunakan.

4. Tidak memiliki izin

Lembaga atau perusahaan sekuritas tepercaya pastinya berada di bawah pengawasan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Jika Anda ingin berinvestasi saham, pastikan juga perusahaan tersebut terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).

Jika perusahaan tidak terdaftar di OJK maupun BEI, maka sebaiknya tidak berinvestasi di sana karena besarnya risiko tertipu investasi bodong.

5. Bergantung pada rekrutmen investor baru

Karena tidak memiliki izin dari OJK maupun BEI, biasanya pelaku investasi bodong berlindung di balik lembaga koperasi atau sistem MLM (Multi Level Marketing). Melalui koperasi atau sistem MLM, mereka bergantung pada rekrutmen investor baru untuk menghimpun dana yang lebih banyak.

Pada awalnya investor yang mendaftar di awal mendapatkan keuntungan besar, sehingga para investor tersebut menyetor uang lebih banyak di bulan berikutnya karena tergiur untung. Padahal keuntungan tersebut berasal dari investor yang bergabung belakangan.

Ketika proses rekrutmen terhenti, artinya tidak ada lagi dana yang masuk. Pada titik inilah para investor menyadari kalau mereka telah tertipu. Praktik ini populer dengan istilah skema Ponzi.

Selain dari poin-poin di atas, pastikan juga Anda memperhatikan aspek keamanan lain dalam berinvestasi. Misalnya ketika melakukan investasi online, cek keamanan situs dan jangan lakukan transaksi dengan jaringan wifi publik. Hal ini untuk menghindari pelaku membobol data-data atau bahkan akun milikmu.

Investasi yang diharapkan mendatangkan keuntungan, jangan sampai malah mendatangkan kerugian karena Anda kurang berhati-hati. Namun perlu diingat, setiap jenis investasi tetap memiliki risiko karena ketidakpastian di masa depan. Oleh karenanya, bijaklah dalam memilih produk investasi yang sesuai dengan profil risiko.


(ayh/ayh) Next Article Artis Ajak Investasi Bodong, OJK Kasih Tips Menghindarinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular