
Nilai Industri Vape Dunia Bisa Bangun 200 Km Jalur LRT

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Rokok elektrik atau yang dikenal dengan sebutan vape merupakan komoditas yang tergolong baru. Namun rokok elektrik memiliki cukup banyak peminat dan industrinya tumbuh pesat.
Ìý
Mengutip riset Research and MarketsÌýyang berjudul Global E-Cigarette Market 2017-2022 yang diterbitkan Februari 2017, industri rokok elektrik diperkirakan tumbuh rata-rata 16,6% per tahun dalam lima tahun ke depan. Pada 2022, industri ini diperkirakan bernilai US$ 27,7 miliar atau sekitar Rp 374 triliun atau mampu membangun jalan Light Rapit Transit (LRT) sepanjang 200 Km.
Ìý
"Pertumbuhan bisnis rokok elektrik didukung oleh kesadaran kesehatan, serta perkembangan terknologi, keinginan merokok tanpa meninggalkan abu. Di samping itu, perubahan gaya hidup juga meningkatkan konsumsi rokok elektrik," demikian hasil riset tersebut.
Ìý
Ke depan, jumlah orang yang ingin berhenti merokok akan naik dan mereka mulai mencoba rokok elektrik. Perkembangan teknologi menawarkan banyak jenis rokok elektrik yang mungkin menarik bagi mereka yang baru kali pertama mencoba. Rasa rokok elektrik yang beraneka ragam (mentol, coklat, cola, buah-buahan) bisa menjadi faktor yang menarik konsumen baru.
Ìý
Industri rokok elektrik pun terus berkembang. Misalnya Vapofi, penjual rokok elektrik asal Amerika Serikat (AS), kini mulai melebarkan sayap ke Eropa dan Asia.
Ìý
Produsen rokok berbasis tembakau pun mulai melirik untuk masuk ke segmen rokok elektronik. Phillip Morris mulai menjual rokok elektrik mereka pada 2016. Perusahaan lain yang melakukan langkah serupa antara lain Reynolds American, Japan Tobacco, Altria Group, dan British American Tobacco.
(dru) Next Article DPR Dukung Barang Kena Cukai Baru Seperti Plastik dan Vape