
Ini Bukti Indonesia Masih Bergantung Pada China
Chandra Gian Asmara, վ
15 January 2018 14:35

Jakarta, վ - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bukti Indonesia masih begitu bergantung pada China. Pasalnya, sepanjang tahun 2017 neraca perdagangan non migas Indonesia masih mengalami defisit dengan China sebesar -14,20%.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, sepanjang tahun lalu neraca perdagangan non migas Indonesia mengalami defisit terhadap tiga negara. Selain China, neraca perdagangan non migas domestik masih defisit terhadap Australia dan Thailand.
“Tetapi dengan India, Amerika Serikat, dan Belanda kita surplus,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di gedung BPS, Senin (15/1/2018).
Berdasarkan data BPS, Tiongkok memang masih menjadi mitra dagang utama produk ekspor domestik. Sepanjang tahun lalu, pangsa pasar ekspor non migas ke negeri Tirai Bambu tersebut mencapai US$ 21,32 miliar atau 13,94% dari pangsa pasar ekspor.
Angka tersebut, meningkat dibandingkan periode sama tahun 2016 yang hanya tercatat sebesar US$ 15,12 miliar atau sekitar 11,45% dari pangsa ekspor. Meski demikian, sepanjang tahun lalu China juga masih menjadi pangsa pasar utama impor non migas.
Pada tahun lalu, impor non migas dari Tiongkok mencapai US$ 35,52 miliar atau sekitar 26,79% dari pangsa pasar impor non migas domestik. Posisi tersebut, menempatkan negara tersebut menjadi pangsa pasar utama impor domestik.
Ketidakseimbangan tersebut, akhirnya membuat neraca perdagangan non migas Indonesia selama 2017 masih mengalami defisit sekitar -14,20%.
(roy) Next Article Impor China ke RI Naik 26%, BPS: Recovery di Sana Bagus
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, sepanjang tahun lalu neraca perdagangan non migas Indonesia mengalami defisit terhadap tiga negara. Selain China, neraca perdagangan non migas domestik masih defisit terhadap Australia dan Thailand.
“Tetapi dengan India, Amerika Serikat, dan Belanda kita surplus,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di gedung BPS, Senin (15/1/2018).
Angka tersebut, meningkat dibandingkan periode sama tahun 2016 yang hanya tercatat sebesar US$ 15,12 miliar atau sekitar 11,45% dari pangsa ekspor. Meski demikian, sepanjang tahun lalu China juga masih menjadi pangsa pasar utama impor non migas.
Pada tahun lalu, impor non migas dari Tiongkok mencapai US$ 35,52 miliar atau sekitar 26,79% dari pangsa pasar impor non migas domestik. Posisi tersebut, menempatkan negara tersebut menjadi pangsa pasar utama impor domestik.
Ketidakseimbangan tersebut, akhirnya membuat neraca perdagangan non migas Indonesia selama 2017 masih mengalami defisit sekitar -14,20%.
(roy) Next Article Impor China ke RI Naik 26%, BPS: Recovery di Sana Bagus
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular