
Pengusaha: Perlu Diskusi Soal Penurunan Harga Batu Bara
Rivi Satrianegara, վ
01 February 2018 19:31

Jakarta, վ- Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) meminta pemerintah untuk berdiskusi terlebih dulu terkait rencana pengecualian harga batu bara yang dialokasikan khusus untuk konsumsi dalam negeri (domestic market obligation/DMO).
Ketua APBI Hendra Sinadia mengatakan diskusi ini diperlukan untuk mencari solusi atas masalah harga batu bara yang dinilai membebani operasional PT PLN (Persero).
Sebelum diskusi terselanggara, Hendra sendiri belum bisa memberikan tanggapan resmi terhadap rencana PLN yang mengajukan harga lebih rendah dari harga pasar untuk batu bara yang akan dikonsumsi pembangkit listrik mereka. "Sebab isu ini sensitif sekali," kata Hendra saat dihubungi վ, Kamis (1/2/2018).
Sebenarnya, kata Hendra, dalam setahun terakhir pemerintah dan pengusaha juga intens berdikusi untuk menyelesaikan persoalan harga batu bara. “Rangkaian (diskusi) ini panjang, on and off. Jadi sudah setahun ini dibahas dan opsinya banyak.”
Hingga saat ini, diakui Hendra, memang belum ada opsi yang akhirnya disepakati. Misal, PLN sempat mengusulkan skema adanya tarif atas dan bawah. “Namun pengusaha keberatan kalau seperti itu, harga fluktuatif sekali,” kata Hendra.
Selain harga yang masih merangkak naik saat itu, dia pun mempertanyakan apakah ada jaminan pemerintah mengubah kembali tarif atas dan bawah ketika harga batubara kembali turun.
Secara garis besar, Hendra berharap ke depan pemerintah bisa bersikap adil saat mengambil keputusan dan juga konsisten atas kebijakan yang ada.
Keadaan PLN saat ini, diakui Hendra memang cukup memberatkan untuk perusahaan setrum itu, namun pengusaha pun sempat mengalami kesulitan yang sama ketika harga batu bara tergolong rendah selama 4 tahun terakhir.
Selain itu, diskusi (PLN) dengan pemerintah dinilai Hendra sebagai langkah yang tepat agar ada tindakan dari pemerintah. Dia pun memprediksi, harga batu bara sepanjang tahun masih akan positif. “Mungkin di kisaran US$ 80 dolar per metrik ton,” sebut Hendra.
(gus/gus) Next Article Dirut PLN Keluhkan Harga Batu Bara ke Presiden Jokowi
Ketua APBI Hendra Sinadia mengatakan diskusi ini diperlukan untuk mencari solusi atas masalah harga batu bara yang dinilai membebani operasional PT PLN (Persero).
Sebelum diskusi terselanggara, Hendra sendiri belum bisa memberikan tanggapan resmi terhadap rencana PLN yang mengajukan harga lebih rendah dari harga pasar untuk batu bara yang akan dikonsumsi pembangkit listrik mereka. "Sebab isu ini sensitif sekali," kata Hendra saat dihubungi վ, Kamis (1/2/2018).
Hingga saat ini, diakui Hendra, memang belum ada opsi yang akhirnya disepakati. Misal, PLN sempat mengusulkan skema adanya tarif atas dan bawah. “Namun pengusaha keberatan kalau seperti itu, harga fluktuatif sekali,” kata Hendra.
Selain harga yang masih merangkak naik saat itu, dia pun mempertanyakan apakah ada jaminan pemerintah mengubah kembali tarif atas dan bawah ketika harga batubara kembali turun.
Secara garis besar, Hendra berharap ke depan pemerintah bisa bersikap adil saat mengambil keputusan dan juga konsisten atas kebijakan yang ada.
Keadaan PLN saat ini, diakui Hendra memang cukup memberatkan untuk perusahaan setrum itu, namun pengusaha pun sempat mengalami kesulitan yang sama ketika harga batu bara tergolong rendah selama 4 tahun terakhir.
Selain itu, diskusi (PLN) dengan pemerintah dinilai Hendra sebagai langkah yang tepat agar ada tindakan dari pemerintah. Dia pun memprediksi, harga batu bara sepanjang tahun masih akan positif. “Mungkin di kisaran US$ 80 dolar per metrik ton,” sebut Hendra.
(gus/gus) Next Article Dirut PLN Keluhkan Harga Batu Bara ke Presiden Jokowi
Most Popular