
Internasional
Qantas Tinggalkan Eropa dan Pilih Asia Demi Kejar Pertumbuhan
Ester Christine Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
22 February 2018 17:05

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Keputusan Qantas Airways untuk mengalihkan bisnisnya dari pasar Eropa ke Asia, serta perubahan lain di bisnis globalnya, diprediksi akan menghasilkan peningkatan pendapatan internasional, kata CEO Qantas Alan Joyce kepada ²©²ÊÍøÕ¾ International hari Kamis (22/2/2018).
"Selama beberapa tahun, kami sudah kembali menyeimbangkan kapasitas dengan menjauh dari pasar Eropa menuju pasar Asia, yang kami pandang pertumbuhannya fenomenal. Menurut kami hal ini akan terus berlanjut," katanya saat berbicara di acara Squawk Box di saluran televisi ²©²ÊÍøÕ¾.
Maskapai terbesar milik Australia tersebut saat ini memiliki 8% kapasitas di pasar Eropa, menurun dari kapasitas sebesar 30% pada 10 tahun lalu. Sementara di Asia, Joyce mengatakan kapasitasnya melesat dari 30% ke 50%.
Hingga akhir Maret, Qantas akan merelokasi pesawat-pesawat seri A380 kembali ke Singapura yang akan berimbas pada pertumbuhan kapasitas sebesar 84% di negara tersebut, tambahnya.
Maskapai ini juga akan menambahkan rute-rute baru untuk memperluas jaringannya saat ini.
"Kami menambah [rute] ke Melbourne sampai San Francisco, lebih lanjut di tahun ini kami mulai [menjangkau] Brisbane sampai LA [Los Angeles] dan New York. Kami juga mengincar rute-rute baru dari luar Brisbane ke tempat-tempat seperti Chicago, Seattle, dan Dallas, sehingga ada perubahan signifikan di jaringan kami," kata Joyce.
Kerja sama Qantas dengan Maskapai Emirates juga sudah melewati pembaruan sementara untuk lima tahun mendatang. Kerja sama ini juga diatur untuk mendorong kerja sama di rute penerbangan dan harga tiket.
"Kami punya perubahan besar yang akan muncul secara internasional tahun depan [...] Kombinasi dari semua itu harusnya memberi kami peningkatan signifikan untuk tahun keuangan [2019] di bisnis internasional Qantas," ia menyimpulkan.
Joyce juga menganjurkan pemerintah Australia untuk menerapkan "sistem pajak yang kompetitif" di negara itu, sembari menunjukkan bahwa hal itu "penting untuk investasi di perekonomian, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan lapangan kerja, dan pertumbuhan upah".
"Dan jika hal itu tidak terjadi karena kami tidak kompetitif dari segi posisi pajak, hal tersebut tidak akan bagus untuk perekonomian dan Qantas. Menurut kami, hal ini adalah risiko masa depan yang nyata untuk perekonomian jika tidak dikoreksi," katanya.
(prm) Next Article Sering Delay Setelah Pandemi, Maskapai Ini Beri Kompensasi
"Selama beberapa tahun, kami sudah kembali menyeimbangkan kapasitas dengan menjauh dari pasar Eropa menuju pasar Asia, yang kami pandang pertumbuhannya fenomenal. Menurut kami hal ini akan terus berlanjut," katanya saat berbicara di acara Squawk Box di saluran televisi ²©²ÊÍøÕ¾.
Maskapai terbesar milik Australia tersebut saat ini memiliki 8% kapasitas di pasar Eropa, menurun dari kapasitas sebesar 30% pada 10 tahun lalu. Sementara di Asia, Joyce mengatakan kapasitasnya melesat dari 30% ke 50%.
Maskapai ini juga akan menambahkan rute-rute baru untuk memperluas jaringannya saat ini.
"Kami menambah [rute] ke Melbourne sampai San Francisco, lebih lanjut di tahun ini kami mulai [menjangkau] Brisbane sampai LA [Los Angeles] dan New York. Kami juga mengincar rute-rute baru dari luar Brisbane ke tempat-tempat seperti Chicago, Seattle, dan Dallas, sehingga ada perubahan signifikan di jaringan kami," kata Joyce.
Kerja sama Qantas dengan Maskapai Emirates juga sudah melewati pembaruan sementara untuk lima tahun mendatang. Kerja sama ini juga diatur untuk mendorong kerja sama di rute penerbangan dan harga tiket.
"Kami punya perubahan besar yang akan muncul secara internasional tahun depan [...] Kombinasi dari semua itu harusnya memberi kami peningkatan signifikan untuk tahun keuangan [2019] di bisnis internasional Qantas," ia menyimpulkan.
Joyce juga menganjurkan pemerintah Australia untuk menerapkan "sistem pajak yang kompetitif" di negara itu, sembari menunjukkan bahwa hal itu "penting untuk investasi di perekonomian, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan lapangan kerja, dan pertumbuhan upah".
"Dan jika hal itu tidak terjadi karena kami tidak kompetitif dari segi posisi pajak, hal tersebut tidak akan bagus untuk perekonomian dan Qantas. Menurut kami, hal ini adalah risiko masa depan yang nyata untuk perekonomian jika tidak dikoreksi," katanya.
(prm) Next Article Sering Delay Setelah Pandemi, Maskapai Ini Beri Kompensasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular