
Cuaca Mendukung, Produksi Tembakau 2018 Tembus 200.000 Ton
Tito Bosnia, ²©²ÊÍøÕ¾
27 March 2018 16:28

Lombok, ²©²ÊÍøÕ¾ - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) memprediksi akhir tahun ini produksi tembakau mencapai 200.000 ton. Tahun 2017, produksi tembakau mencapai 190.000 ton.
APTI mencatat produksi tembakau terus meningkat sejak 2016 lalu dimana produksinya mencapai 40.000 ton. Peningkatan produksi tembakau karena pemanfaatan lahan tembakau dengan dukungan musim (cuaca) yang lebih baik.
"Tahun ini kan mulai tanam tembakau pada bulan Mei, perkiraan kalau musim bagus tahun ini dari penghujan ke kemarau maka produksi bisa mencapai 200.000 ton. Kalau 2016 itu tembakau gak bisa hidup, namun mulai 2017 sudah musim kering jadi produksinya bisa meningkat", ujar Soeseno, selaku Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), dalam acara Asia Forum Tobacco di Katamaran Resort, Selasa (27/3/2018).
Demi mendorong produksi tembakau yang lebih meningkat, dibutuhkan kemitraan antara petani dan perusahaan besar agar bisa menghasilkan tembakau yang berasal dari bibit-bibit yang berkualitas dan juga unggul.
Selama ini, petani tembakau belum mampu membeli bibit berkualitas karena harganya yang lebih tinggi, ditambah dengan resiko kerugian apabila cuaca penanaman tembakau yang tidak baik. Dengan kemitraan tersebut, sekitar 6 perusahaan besar rokok yang menerima tembakau berkualitas dari petani, dapat memberikan fasilitas seperti bibit unggul, asisten teknik hingga pupuk.
"Dengan kemitraan tersebut, kalau nantinya hasilnya jelek mau tidak mau akan diserap oleh enam perusahaan tersebut. Jadi kegagalan panen juga tidak berdampak pada petani tembakau", tambah Soeseno.
Selain itu, kemitraan dapat memberi keuntungan kepada petani tembakau dengan akses langsung kepada perusahaan besar. Proses penjualan tembakau terjadi melalui lima tahap yaitu mulai dari petani tembakau ke pengumpul tembakau, lalu pedagang kecil, pedagang besar, grader (pensortir) dan berakhir di enam perusahaan besar rokok.
Saat ini, harga dari petani tembakau dipatok sekitar Rp 25.000/kg sedangkan perusahaan besar membeli Rp 100.000/kg dari para pedagang besar. Sehingga putusnya jalur tersebut melalui kemitraan, dapat memberikan keuntungan ekonomi yang lebih baik bagi petani tembakau.
"Selama ini kan supply chain tembakau ada lima layer. nantinya dengan kemitraan tersebut terdapat middle man sehingga hanya ada 3 layer. sehingga supply dari petani langsung masuk ke pabrik perusahaan besar", tambah Soeseno.
(roy/roy) Next Article Pak Jokowi! Belasan Petani Tembakau Protes Cukai Rokok Naik
APTI mencatat produksi tembakau terus meningkat sejak 2016 lalu dimana produksinya mencapai 40.000 ton. Peningkatan produksi tembakau karena pemanfaatan lahan tembakau dengan dukungan musim (cuaca) yang lebih baik.
Selama ini, petani tembakau belum mampu membeli bibit berkualitas karena harganya yang lebih tinggi, ditambah dengan resiko kerugian apabila cuaca penanaman tembakau yang tidak baik. Dengan kemitraan tersebut, sekitar 6 perusahaan besar rokok yang menerima tembakau berkualitas dari petani, dapat memberikan fasilitas seperti bibit unggul, asisten teknik hingga pupuk.
"Dengan kemitraan tersebut, kalau nantinya hasilnya jelek mau tidak mau akan diserap oleh enam perusahaan tersebut. Jadi kegagalan panen juga tidak berdampak pada petani tembakau", tambah Soeseno.
Selain itu, kemitraan dapat memberi keuntungan kepada petani tembakau dengan akses langsung kepada perusahaan besar. Proses penjualan tembakau terjadi melalui lima tahap yaitu mulai dari petani tembakau ke pengumpul tembakau, lalu pedagang kecil, pedagang besar, grader (pensortir) dan berakhir di enam perusahaan besar rokok.
Saat ini, harga dari petani tembakau dipatok sekitar Rp 25.000/kg sedangkan perusahaan besar membeli Rp 100.000/kg dari para pedagang besar. Sehingga putusnya jalur tersebut melalui kemitraan, dapat memberikan keuntungan ekonomi yang lebih baik bagi petani tembakau.
"Selama ini kan supply chain tembakau ada lima layer. nantinya dengan kemitraan tersebut terdapat middle man sehingga hanya ada 3 layer. sehingga supply dari petani langsung masuk ke pabrik perusahaan besar", tambah Soeseno.
(roy/roy) Next Article Pak Jokowi! Belasan Petani Tembakau Protes Cukai Rokok Naik
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular