
Internasional
Satu Fitur Facebook Telah Buka Akses Data Pengguna
Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
05 April 2018 16:44

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Facebook mengatakan pihaknya yakin data sebagian besar penggunanya yang telah mengaktifkan fungsi pencarian tertentu telah membuat data mereka dapat disalin dan disimpan oleh pihak ketiga.
"Kami telah melihat beberapa penyalinan data," kata CEO Mark Zuckerberg dalam conference call dengan wartawan hari Rabu (4/4/2018). "Saya asumsikan jika Anda mengaktifkan pengaturan tersebut, seseorang di beberapa titik bisa memiliki akses terhadap informasi publik Anda," katanya.
Dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, pengaturan yang disebut Zuckerberg adalah pengaturan yang memperbolehkan pengguna lain mencari mereka menggunakan alamat email atau nomor telepon, bukan dengan nama akun.
Chief Technology Officer Facebook Mike Schroepfer sebelumnya mengatakan profil publik sebagian besar pengguna Facebook bisa jadi telah disalin tanpa izin.
Dalam bagian yang membahas fitur pencarian dan penemuan akun, Schroepfer mengatakan ini:
"Sampai hari ini, orang-orang dapat memasukkan nomor telepon atau alamat email orang lain ke dalam pencarian Facebook untuk membantu menemukan mereka. Hal ini sangat berguna untuk menemukan teman-teman Anda, yang mungkin membutuhkan lebih banyak upaya untuk mengetikkan nama lengkapnya, atau karena banyak orang memiliki nama yang sama. Di Bangladesh, misalnya, fitur ini digunakan sebanyak 7% dari total semua pencarian. Namun, pihak yang tidak bertanggung jawab juga telah menyalahgunakan fitur-fitur ini untuk memperoleh informasi profil publik dengan mengirimkan nomor telepon atau alamat email yang sudah mereka miliki ke fitur pencarian dan pemulihan akun. Dengan mempertimbangkan skala dan kecanggihan aktivitas yang telah kami lihat, kami yakin sebagian besar orang di Facebook dapat membuat profil publik mereka diakses dengan cara ini. Jadi, sekarang kami telah menonaktifkan fitur ini. Kami juga melakukan perubahan pada aturan pemulihan akun untuk mengurangi risiko pencurian."
Dalam conference call dengan media pada hari Rabu, Zuckerberg menjelaskan lebih lanjut. "Masuk akal untuk memperkirakan ... seseorang telah mengakses informasi Anda dengan cara ini," katanya.
Facebook mengatakan perusahaan analisis politik Cambridge Analytica telah mengakses data 87 juta penggunanya, lebih tinggi dari laporan media sebelumnya yang menyebutkan hanya sekitar 50 juta pengguna yang datanya disalahgunakan.
Lebih dari 1 juta pengguna tersebut berasal dari Indonesia.
(prm) Next Article Data Pengguna RI Bocor, Cermati Perubahan Facebook Ini
"Kami telah melihat beberapa penyalinan data," kata CEO Mark Zuckerberg dalam conference call dengan wartawan hari Rabu (4/4/2018). "Saya asumsikan jika Anda mengaktifkan pengaturan tersebut, seseorang di beberapa titik bisa memiliki akses terhadap informasi publik Anda," katanya.
Dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, pengaturan yang disebut Zuckerberg adalah pengaturan yang memperbolehkan pengguna lain mencari mereka menggunakan alamat email atau nomor telepon, bukan dengan nama akun.
Dalam bagian yang membahas fitur pencarian dan penemuan akun, Schroepfer mengatakan ini:
"Sampai hari ini, orang-orang dapat memasukkan nomor telepon atau alamat email orang lain ke dalam pencarian Facebook untuk membantu menemukan mereka. Hal ini sangat berguna untuk menemukan teman-teman Anda, yang mungkin membutuhkan lebih banyak upaya untuk mengetikkan nama lengkapnya, atau karena banyak orang memiliki nama yang sama. Di Bangladesh, misalnya, fitur ini digunakan sebanyak 7% dari total semua pencarian. Namun, pihak yang tidak bertanggung jawab juga telah menyalahgunakan fitur-fitur ini untuk memperoleh informasi profil publik dengan mengirimkan nomor telepon atau alamat email yang sudah mereka miliki ke fitur pencarian dan pemulihan akun. Dengan mempertimbangkan skala dan kecanggihan aktivitas yang telah kami lihat, kami yakin sebagian besar orang di Facebook dapat membuat profil publik mereka diakses dengan cara ini. Jadi, sekarang kami telah menonaktifkan fitur ini. Kami juga melakukan perubahan pada aturan pemulihan akun untuk mengurangi risiko pencurian."
Dalam conference call dengan media pada hari Rabu, Zuckerberg menjelaskan lebih lanjut. "Masuk akal untuk memperkirakan ... seseorang telah mengakses informasi Anda dengan cara ini," katanya.
Facebook mengatakan perusahaan analisis politik Cambridge Analytica telah mengakses data 87 juta penggunanya, lebih tinggi dari laporan media sebelumnya yang menyebutkan hanya sekitar 50 juta pengguna yang datanya disalahgunakan.
Lebih dari 1 juta pengguna tersebut berasal dari Indonesia.
(prm) Next Article Data Pengguna RI Bocor, Cermati Perubahan Facebook Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular