²©²ÊÍøÕ¾

Ini Agenda Penting Pertemuan Internasional Sri Mulyani

Chandra Gian Asmara, ²©²ÊÍøÕ¾
07 April 2018 12:21
Mulai dari pertemuan tahunan ke 43 Islamic Development Bank (IDB) di Tunis, Tunisia dan pertemuan Menteri Keuangan ASEAN di Singapura.
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada awal bulan ini melakukan serangkaian pertemuan internasional. Mulai dari pertemuan tahunan ke 43 Islamic Development Bank (IDB) di Tunis, Tunisia dan pertemuan Menteri Keuangan ASEAN di Singapura.

Penasaran apa saja yang dibahas bendahara negara dalam pertemuan bertaraf internasional tersebut? Berikut beberapa poin yang dikemukakan Sri Mulyani dalam pertemuan tersebut, dikutip ²©²ÊÍøÕ¾ melalui akun media sosial Sri Mulyani, Sabtu (7/4/2018).

Pertemuan Tahunan IDB di Tunis, Tunisia
Dalam pertemuan ini, Sri Mulyani meminta IDB menempatkan reformasi operasi internal sebagai prioritas, terutama dalam mengelola manajemen pinjaman. Proses pencairan yang lambat mengarah kepada rendahnya persentase tingkat penyerapan dibandingkan komitmen pinjaman.

"IDB harus mempertimbangkan proses desentralisasi dalam mengelola operasi teknis secara lebih efisien," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani pun melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden IDB Bandar Hajjar, Direktur Jenderal Arab Bank for Economic Development in Africa, serta Menteri Keuangan Gabon. Seluruh pertemuan tersebut, secara garis besar membahas kondisi perekonomian global.

Setelah melakukan pertemuan bilateral, Sri Mulyani mendapatkan kesempatan untuk berbicara dalam seminar bertema The Role of Islamic Capital Market in Achieving the Sustainable Development Goals.

Dalam kesempatan tersebut, bendahara negara menyampaikan perkembangan islamic capital market secara global dan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan asset hingga 22% pada 2017. Berbagai capaian yang sudah dilakukan Indonesia, pun disampaikan oleh Sri Mulyani.

Misalnya, dari sisi pertumbuhan instrumen keuangan syariah dalam bentuk sukuk negara maupun sukuk ritel, sampai dengan perkembangan investor indiviual dalam negeri yang meningkat sejak 2009 hingga 2017 mencapai 225.442 jumlah investor.

"Indonesia juga telah mengembangkan pendanaan proyek melalui sukuk berbasis proyek pembangunan, dengan jumlah akumulasi proyek mencapai Rp 65,2 triliun," katanya.

Pertemuan Menteri Keuangan di Singapura
Dalam pertemuan ini, Sri Mulyani mengatakan, bahwa sesama negara ASEAN telah berkomitmen untuk meningkatkan sinergi dan mendorong integrasi ekonomi yang diharapkan dapat lebih dipersiapkan ASEAN dalam menghadapi persaingan dan tantangan ekonomi global.

Ini sekaligus mempertimbangkan tingginya ketidakpastian ekonomi global yang diwarnai sentimen proteksionisme, tantangan untuk memanfaatkan perkembangan ekonomi digital, dan meningkatnya kebutuhan pembiayaan bagi pembangunan infrastruktur, dan acaman potensi bencana alam.

Adapun lembaga internasional (IOs) yang hadir, menyampaikan bahwa beberapa indikator ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, investasi perdagangan, dan utng menunjukan lebih unggul dan tingginya daya tahan ekonomi ASEAN dibandingkan kawasan ekonomi lainnya.

"IOs juga memberikan prediksi ekonomi yang sama di tahun berjalan dan mendatang, dan menyarankan perlunya kontinuitas reformasi kebijakan dalam mendukung daya saing ASEAN," kata Sri Mulyani.

Untuk memastikan ASEAN dalam jalur yang benar, seluruh negara ASEAn sepakat untuk mengevaluasi perkembangan pencapaian rencana aksi strategis dan indikator kerja utama ASEAN terutama dalam konteks sektor keuangan.

Misalnya, penguatan integrasi sektor jasa keuangan, penguatan konetivitas pasar modal, penguatan kerjasama stabilitas keuangan, penguatan upaya untuk meningkatkan inklusifitas sektor keuangan, penguatan kerjasama perpajakan, dan penguatan fasiilitas perdagangan.
(hps) Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular